Pada zaman Chunqiu, yaitu antara tahun 770 sampai tahun 476 Sebelum Masehi, ada seorang raja di negeri Qi yang bernama Qijinggong. Beliau selalu berdukacita, karena setelah Perdana Menterinya, Yan Ying meninggal dunia, tidak ada seorang pun yang berani menunjukkan kesalahan apa yang dilakukan oleh beliau. Pada suatu hari, raja Qijinggong telah mengadakan jamuan besar di istana untuk merayakan petugas. Setelah jamuan itu, pejabat tersebut pun menemani beliau ke lapangan untuk memanah. Setiap kali beliau memanah, para pegawainya akan memberikan pujian, tidak peduli panahan beliau kena pada sasarannya atau tidak. Mreka mengatakan:
"Keterampilan memanah tuanku hebat sekali. Memanglah tak tertandingi."
Raja Qijinggong merasa sangat benci dengan pujian yang penuh dengan kemunafikan itu. Suatu hari kemudian, beliau memberitahukan perasaannya itu kepada Xuan Zhang, seorang pejabat senior yang sangat dihormati oleh beliau. Xuan Zhang mengatakan:
"Ini bukanlah kesalahan pejabat itu semata-mata, tuanku. Hamba pernah mendengar orang dahulu mengatakan, perbuatan yang dilakukan oleh golongan atas akan dicontoh oleh kelas bawah. Maka, apa makanan yang disukai raja, makanan itu akan disukai oleh rakyatnya. Apa jua pakaian yang disukai raja, pakaian yang serupa juga akan disukai oleh rakyatnya. Demikianlah juga, jika raja itu gemar dipuji, pastilah rakyatnya akan selalu mengeluarkan kata-kata manis untuk menyukakan hatinya. "
Raja Qijinggong merasa bahwa kata-kata Xuan Zhang itu sangat masuk akal. Maka, beliau ingin memberikan karunia yang besar kepada Xuan Zhang. Namun, Xuan Zhang menolak karunia dari raja itu, sambil berkata dengan serius:
"Sebenarnya, pejabat yang suka menyanjung tuanku itu, hanyalah untuk karunia dari tuanku. Jika hamba menerima karunia ini, bukankah hamba juga menjadi orang yang bersifat keji dan mencari muka dengan mereka itu?"
Keterangan:
Peribahasa "Shang Xing Xia Xiao" ini membawa arti, perbuatan (biasanya yang buruk) yang dilakukan oleh golongan atas atau generasi terdahulu akan dicontoh oleh kelas bawah atau generasi kemudian. Peribahasa ini ada sedikit persamaan maknanya dengan peribahasa "Guru kecing berdiri murid kencing berlari" atau dengan ungkapan umum "Pada zaman Chunqiu, yaitu antara tahun 770 sampai tahun 476 Sebelum Masehi, ada seorang raja di negeri Qi yang bernama Qijinggong. Beliau selalu dukacita, karena setelah Perdana Menterinya, Yan Ying meninggal dunia, tidak ada seorang pun yang berani menunjukkan kesalahan atau kesalahan yang dilakukan oleh beliau. Pada suatu hari, raja Qijinggong telah mengadakan jamuan besar di istana untuk merayakan petugas. Setelah jamuan itu, pejabat tersebut pun menemani beliau ke lapangan untuk memanah. Setiap kali beliau memanah, para pegawainya akan memberikan pujian, tidak peduli panahan beliau kena pada sasarannya atau tidak. Mreka mengatakan:
"Keterampilan memanah tuanku hebat sekali. Memanglah tak tertandingi."
Raja Qijinggong merasa sangat benci dengan pujian yang penuh dengan kemunafikan itu. Suatu hari kemudian, beliau memberitahukan perasaannya itu kepada Xuan Zhang, seorang pejabat senior yang sangat dihormati oleh beliau. Xuan Zhang mengatakan:
"Ini bukanlah kesalahan pejabat itu semata-mata, tuanku. Hamba pernah mendengar orang dahulu mengatakan, perbuatan yang dilakukan oleh golongan atas akan dicontoh oleh kelas bawah. Maka, apa makanan yang disukai raja, makanan itu akan disukai oleh rakyatnya. Apa jua pakaian yang disukai raja, pakaian yang serupa juga akan disukai oleh rakyatnya. Demikianlah juga, jika raja itu gemar dipuji, pastilah rakyatnya akan selalu mengeluarkan kata-kata manis untuk menyukakan hatinya. "
Raja Qijinggong merasa bahwa kata-kata Xuan Zhang itu sangat masuk akal. Maka, beliau ingin memberikan karunia yang besar kepada Xuan Zhang. Namun, Xuan Zhang menolak karunia dari raja itu, sambil berkata dengan serius:
"Sebenarnya, pejabat yang suka menyanjung tuanku itu, hanyalah untuk karunia dari tuanku. Jika hamba menerima karunia ini, bukankah hamba juga menjadi orang yang bersifat keji dan bermuka-muka dengan mereka itu?"
Catatan Keterangan:
Peribahasa "Shang Xing Xia Xiao" ini membawa arti, perbuatan (biasanya yang buruk) yang dilakukan oleh golongan atas atau generasi terdahulu akan dicontoh oleh kelas bawah atau generasi kemudian. Peribahasa ini ada sedikit persamaan maknanya dengan peribahasa "Bapa burik anak rintik" atau dengan ungkapan umum "kemimpinan melalui teladan".
Monday, December 15, 2014
Kemimpinan menjadi teladan "Shang Xing Xia Xiao"
Related Posts:
Menelan Buah Kurma Bulat - Bulat Asal Usul :Sekali waktu, ada seorang pemuda " kutu buku " yang sangat suka membaca buku dengan lantang halaman demi halaman . Namun, dia tidak pernah memikirkan makna dan maksud yang tersirat dalam ayat - ayat yang dibacany… Read More
Sehelai Daun di Depan Mata Menutup Pemandangan Gunung Tai Pada zaman Negara-Negara Berperang (tahun 475-221 Sebelum Masehi), di negeri Chu, ada seorang pria bersifat "kutu buku" yang hidup dalam kemiskinan.Pada suatu hari, si kutu buku itu terlihat satu ayat yang berbunyi, "Jika s… Read More
Bi Men Si Guo "Merenung kesalahan dalam ruang tertutup" Pada zaman Dinasti Han Barat (tahun 206-220 Sebelum Masehi), di negeri Yan, ada seorang pejabat pemerintah bernama Han Yanshou yang menjabat sebagai Kepala Pengawas Daerah Zuopingyi. Pada suatu hari, ketika mengadakan inspe… Read More
Ingin terlihat Pandai, Tapi yang tampak kebodohannya Pada zaman Dinasti Song Utara, ada seorang pelukis yang tersohor bernama Sun Zhiwei . Dia sangat pandai melukis potret dan figura, sehingga banyak orang ingin berguru dengannya . Pada suatu hari, Sun Zhiwei diminta melukis … Read More
Tou Shu Ji Qi Dalam buku "Han Shu", yaitu "Catatan Sejarah Dinasti Han", ada sebuah cerita tentang seorang pria kaya yang sangat gemar akan barang-barang antik. Menurut ceritanya, aneka koleksi yang disimpan oleh si kaya itu, ada sebuah … Read More
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.