F-15 Jepang |
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di website Kementerian Pertahanan China kemarin, kolonel senior Geng Yansheng mengatakan, dua jet tempur F-15 Jepang membuntuti pesawat pengintai China Tu-154 yang sedang melakukan patroli rutin di Zona Identifikasi Pertahanan Udara di atas perairan Laut China Timur pada 11 Juni.
Geng, yang juga juru bicara kementerian, mengatakan jet Jepang mendekati pesawat China, datang sedekat 30 meter, dengan cara yang berbahaya dan provokatif. Situs juga merilis foto dan klip video yang menunjukkan salah satu dari F-15 pesawat dari Jepang erat mengikuti pesawat China Tu-154.
Pada hari yang sama, dua pesawat pengintai Jepang, termasuk YS-11EB dan OP-3, memasuki wilayah yang sama dan angkatan udara China mengirim dua pesawat J-11 untuk memverifikasi situasi. Geng mengatakan jarak dipertahankan antara pesawat dari kedua negara lebih dari 150 meter dan pilot China telah menampilkan profesionalisme dan menahan diri ketika berurusan dengan situasi.
China mendirikan zona ADIZ Zova Identifikasi Pertahanan Udara dalam upaya untuk menjaga kedaulatan pada bulan November, 2013. Zona Identifikasi Pertahanan Udara meliputi wilayah udara dalam wilayah tertutup oleh batas luar perairan teritorial China dan enam poin lainnya.
Sebuah Zona Identifikasi Pertahanan Udara merupakan daerah pertahanan wilayah udara yang ditetapkan oleh negara pantai di luar wilayah udara teritorial. Hal ini digunakan untuk memungkinkan negara untuk mengidentifikasi, memantau, mengendalikan dan bereaksi pada waktu yang tepat untuk pesawat asing memasuki zona ini yang mungkin menimbulkan ancaman udar. Sejak 1950-an, lebih dari 20 negara, termasuk Amerika Serikat, Australia, Jerman dan Jepang sendiri, telah berturut-turut mendirikan zona tersebut.
Juga pada Duta Besar China untuk Jepang Cheng Yonghua mengadakan pembicaraan dengan para diplomat senior yang mengikuti protes Tokyo atas pendekatan dari pesawat tempur. "Semua fakta bahwa China diperoleh melalui penyelidikan kami berbeda sekali dari yang diberikan oleh Jepang. Kami tidak bisa menerima protes mereka," kata Cheng.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.