Pemerintah China sejak lama melaksanakan hak sewa atas tanah bagi kaum tani. Sekarang hak sewa itu diizinkan pemerintah untuk dialihkan ke petani lain yang pandai bertanam. Maksudnya adalah tanah bisa diselenggarakan tani yang profesional agar tanah dapat menghasilkan pendapatan yang berkali lipat bagi petani sehingga dapat meningkatkan perkembangan pedesaan. Desa Tianxi, Kota Haimen, Provinsi Jiangsu, China timur merupakan salah satu desa yang paling awal dalam melaksanakan kebijakan tersebut.
Belum lama berselang, wartawan mendatangi Desa Tianxi untuk menyaksikan percobaan pengalihan hak sewa di desa tersebut. Di Desa Tianxi saat ini dibangun banyak kebun strawberry atau arbei. Xu Hao adalah salah seorang petani yang khusus bertanam arbei di Desa Tianxi. Ketika dijumpai wartawan, Xu Hao tengah sibuk melakukan pembudidayaan jenis baru arbei di rumah kaca. Sebenarnya Xu Hao bukan petani asli setempat. Xu Hao adalah petani dari Provinsi Shandong. Sebelum datang ke Provinsi Jiangsu, ia menjual pupuk kimia dan pestisida. Tahun 2013, Xu Hao dan beberapa rekannya meninggalkan kampung halaman menuju Desa Tianxi di Provinsi Jiangsu. Berdasarkan kebijakan pengalihan sewa tanah, ia menyewa kurang lebih 13 hektar tanah untuk bertanam arbei. Ia menyatakan optimis atas percobannya tersebut. "Saya datang ke sini karena saya optimis terhadap daerah ini karena letaknya dekat kota Shanghai. Saya ingin menanam arbei, sayuran dan buah-buahan lainnya untuk dijual langsung ke kota Shanghai. Arbei kami adalah produk organik tanpa penggunaan pestisida."
Xue Qinsong yang berusia 58 tahun adalah rekan sekampung Xu Hao. Ia mengatakan kondisi pertanian di desa ini baik sekali, dan dengan pengalamannya bertanam arbei selama puluhan tahun terakhir di Shandong, Xue Qinsong percaya mereka akan sukses di sini. Namun mereka tidak akan berinvestasi di desa ini jika tidak dilaksanakan kebijakan baru tentang pengalihan hak sewa tanah. "Dibanding Provinsi Shandong, tanah di Desa Tianxi lebih murah. Kalau di Shandong, ongkos penyewaan tanah adalah 1.000 RMB untuk satu mu atau kurang lebih 667 meter persegi. Akan tetapi ongkos penyewaan tanah yang sama luasnya hanya membutuhkan 700 bahkan 400 RMB. Apalagi iklim di sini sangat kondusif untuk pertumbuhan arbei, dan ini juga bisa menghemat biaya tenaga kerja."
Dulu tidak ada orang yang berani menyewa tanah ke Desa Tianxi karena belum dilaksanakan kebijakan yang mengizinkan pengalihan hak sewa tanah. Wakil Kepala Pertanian Kota Haimen, Shen Ke mengatakan, pihaknya telah melakukan konfirmasi tentang hak sewa tanah di pedesaan sehingga pengalihan hak sewa akan dapat dilakukan berdasarkan hukum. "Di pedesaan yang menjadi daerah administrasi kota Haimen terdapat banyak tanah pertanian. Satu bidang tanah yang kecil hanya seluas 2 meter persegi. Tapi tak peduli betapa kecilnya harus melakukan pendaftaran ulang. Semua tanah yang terdaftar di kontrak sewa harus dikonfirmasikan lagi."
Kepala Desa Tianxi, Xu Hong mengatakan, di desa ini terdapat 3.100 mu tanah yang hampir sama dengan 2 07 hektar. Saat ini 50 persen tanah telah dialihkan hak sewa untuk pembangunan pertanian modern, terutama yang akan digunakan untuk bertanam buah-buahan dan sayur-sayuran.
Xu Hong mengatakan, tanah yang dikembangkan pertanian modern tersebut akan menyediakan 200 lowongan kerja bagi penduduk desa yang belum menjadi buruh ke kota. Nyonya Lu Meihong adalah seorang penduduk Desa Tianxi. Ia dipekerjakan untuk memetik arbei. Ia menjelaskan bahwa ia tidak bisa bekerja ke kota karena harus mengasuh cucunya. Orang tua cucunya berburuh ke daerah lain sehingga ia harus bertahan di kampung untuk mengasuh anak. Ia memetik arbei pada waktu luang untuk mendapat penghasilan yang lebih banyak.
Statistik menunjukkan, hingga akhir tahun 2012, sebanyak 230 juta keluarga petani memiliki kontrak sewa tanah di seluruh negeri. Di antaranya 44,4 juta keluarga telah melakukan pengalihan hak sewa, namun masih tercatat 190 juta keluarga bercocok tanam sendiri. Hingga akhir Juni 2013, luas tanah yang dialihkan hak sewanya tercatat seluas 310 juta mu atau 20,7 juta hektar, yang merupakan hampir 24 persen seluruh tanah yang disewa oleh petani berdasarkan kontrak pemborongan. Li Guoxiang dari Balai Riset Pembangunan Pedesaan di bawah Akademi Ilmu Sosial China mengatakan, kini pengalihan hak sewa tanah berkembang lancar di seluruh negeri, namun tetap terdapat banyak masalah. Ia mengatakan: "salah satu masalah adalah pemaksaan pengalihan hak sewa di beberapa daerah. Pemaksaan dari pemerintah daerah itu akan mengakibatkan risiko karena tidak dipertimbangkan kondisi sosial setempat serta level ketergantungan petani setempat terhadap tanah. Jika petani yang sangat tergantung tanah, maka kehidupannya akan mengalami kesulitan jika hak sewanya dirampas. Hal ini dapat mengakibatkan dampak negatif."
Li Guoxiang mengatakan, seiring dengan berkurangnya ketergantungan petani terhadap tanah, maka pengalihan hak sewa tanah seperti apa yang terjadi di Desa Tianxi tidak hanya akan mengurangi tanah telantar, tapi juga akan meningkatkan efisiensi penggunaan tanah yang diselenggarakan oleh grup yang berskala besar.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.