Kekuatan kapal selam China menurut Laksamana Yang Yi

China tidak membutuhkan banyak kapal selam bertenaga nuklir seperti Amerika Serikat tetapi akan membutuhkan setidaknya 20 kapal selam Nuklir untuk membela kepentingan maritimnya, demikian menurut Laksamana Yang Yi dari Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat dalam sebuah artikel yang ditulis untuk Global Times,sebuah  tabloid di bawah naungan Harian PKC corong Rakyat .

Yang mengatakan bahwa sebuah kapal selam rudal balistik bertenaga nuklir adalah akan memiliki sistem senjata angkatan laut yang paling kuat yang saat ini ada. sebagai contoh USSR dengan armada terbesar di dunia kapal selam nuklir selama Perang Dingin , Uni Soviet mampu bersaing dengan Amerika Serikat yang memiliki banayk kapal induk. Setelah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, Yang mengatakan bahwa Amerika Serikat adalah satu-satunya negara adidaya maritim dengan kekuatan kapal induk dan kapal selam nuklir .

Mengambil contoh lagi kapal selam serangan  kelas Virginia AS, Yang mengatakan bahwa kapal selam nuklir AS dirancang untuk menyelesaikan beberapa misi . Subs kelas Virginia tidak hanya bisa meluncurkan rudal balistik terhadap sasaran strategis musuh di lapangan , tetapi juga dapat digunakan dalam operasi anti - kapal selam atau anti - kapal, kata  Laksamana Yang menambahkan bahwa kapal selam  US Navy kelas Ohio mampu meluncurkan rudal jelajah Tomahawk .

Yang menambahkan bahwa sekarang saatnya bagi dunia untuk mengetahui kemampuan PLA North Sea operasi Armada dari basisnya di Qingdao di Provinsi Shandong, Yang membantah bahwa China memiliki kemampuan untuk memproduksi dan mengoperasikan antara 70 dan 80 kapal selam nuklir seperti Amerika Serikat .

China adalah salah satu dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB dengan 20 unit kapal selam  bertenaga nuklirdengan rudal balistik sudah lebih dari cukup untuk menegakkan status China dalam komunitas global , kata Yang. Dia mengatakan China harus membangun kekuatan militernya dengan sabar dan bahwa armada kapal selam saat ini dapat digunakan untuk menjaga perdamaian dunia sementara juga membela kepentingan nasional negara .