Xinjiang terbuka untuk wisatawan
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian dalam jumpa pers kemarin (16/4) sekali lagi menyatakan pendirian China mengenai masalah Xinjiang. Ia mengatakan, Xinjiang yang indah dan tenteram terletak di China barat laut, dan siap menerima kunjungan tamu-tamu mancanegara.
Belum lama yang lalu, harian South China Morning Post memuat sebuah artikel yang berjudul: Terkait Perang Antiterorisme di China, Fakta-fakta yang Tidak Terungkap di Barat. Artikel menulis, Barat sengaja menyangkal hasil-hasil China dalam pemberantasan terorisme, menuduh China melakukan apa yang disebut “genosida ras” di Xinjiang, bahkan mencabut nama Gerakan Islam Turkistan Timur (ETIM) dari daftar teroris untuk memungkiri keabsahan internasional China dalam pemberantasan terorisme. Artikel itu mengimbau Barat mawas diri dalam hal pemberantasan terorisme.
Zhao Lijian di sesi tanya jawab sempat memuji artikel hari South China Morning Post karena telah secara obyektif mengisahkan upaya China memberantas terorisme dan mengungkapkan standar ganda terang-terangan yang diterapkan AS dan Barat dalam masalah kontra terorisme.
Zhao Lijian menunjukkan, “Hakikat masalah Xinjiang adalah masalah memberantas terorisme, menanggulangi radikalisme dan menentang separatisme. Pemerintah China dengan tegas memberantas terorisme dalam segala bentuk, dan telah memberikan upaya dan pengorbanan mahabesar. Xinjiang bebas dari kasus teror kekerasan dalam empat tahun terakhir. Rakyat berbagai etnis di Xinjiang sangat menyayangi ketenteraman yang dicapai dengan susah payah. Akan tetapi, media Barat malah secara kolektif menutup matanya terhadap upaya dan hasil-hasil yang dicapai China dalam pemberantasan terorisme, dan tanpa dasar apapun mengecam China melakukan “genosida ras”di Xinjiang. Tuduhannya itu sangat absurd.
Zhao Lijian menegaskan, kebohongan tidak akan pernah menutupi duduk perkara untuk selamanya. Di dunia kini terdapat semakin banyak tokoh yang berpendirian obyektif dan adil yang berani mengisahkan kenyataan Xinjiang dan mengeluarkan suara yang adil.
Menutut analisa Chindonews
Pihak barat merasa iri dengan perang anti teror yang mereka lakukan di Irak, Suriah, Afganistan yang notabene nol besar, sudah berapa banyak warga sipil di negara-negara itu yang telah menjadi korban tewas dan cacat akibat perang anti terorisme yang di lancarkan pihak barat. tapi karena untuk kepentingan barat mereka tidak menyebut hal itu sebagai pelanggaran hak asasi manusia, dan genoside.
sebaliknya jika ada negara yang tidak sepaham dan sealiran dengan mereka seperti China, Rusia, Iran terus di politisasi oleh pihak barat dengan berbagai macam kecaman dan sanksi seperti upaya China untuk memberantas teorisme di Xinjiang di dalam wilayahnya sendiri di politisasi oleh pihak barat sebagai upaya Genoside, kerja paksa, dan sebagainya, dengan tujuan untuk melemahkan China yang sedang berusaha untuk menjadi ekonomi terbesar di dunia. menggantikan Amerika.
Pihak barat lebih mengandalkan senjata dan militer untuk memaksakan agenda demokrasi untuk kepentingan mereka. sebaliknya pihak China lebih mengandalkan softpower melalui pembangunan Infrastruktur dan ekonomi di negara-negara sepanjang jalur sutra melalui program OBOR (One belt One road), tanpa campur tangan urusan dalam negeri di negara tersebut. pihak barat berusaha mempolitisasi Xinjiang karena pihak barat menganggap Xinjiang sebagai poros terdepan China dalam proyek OBOR Silk road via darat yang menghubungkan China melalui Xinjiang ke Asia tengah, Timur tengah, Rusia dan Eropa melalui interkoneksi jaringan kereta api lintas negara dan benua.