China kemarin menyatakan menentang resolusi Senat AS tentang reinkarnasi Dalai Lama, dengan mengatakan itu telah mengganggu urusan dalam negeri China.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying membuat pernyataan itu di sebuah jumpa pers harian sebagai tanggapan atas pertanyaan mengenai masalah Tibet dan hak asasi manusia China.
Senat AS pada Kamis menyetujui resolusi yang mengklaim masalah itu, "Resolusi itu mencerminkan bahwa beberapa orang di Amerika Serikat selalu tanpa pengetahuan dan bersifat arogan," kata Hua.
Diketahui bahwa reinkarnasi Buddha yang hidup dalam Buddhisme Tibet adalah sistem pewarisan unik yang memiliki sejarah ratusan tahun, dan mengikuti ritual agama dan konvensi sejarah terpadu, kata Hua, menekankan bahwa reinkarnasi Buddha hidup harus mengikuti ritual, konvensi dan hukum dan peraturan Tibet China dan tidak boleh diganggu oleh siapa pun atau negara asing.
"Para anggota kongres dan pejabat AS harus fokus untuk melayani rakyat mereka sendiri, namun sayang sekali mereka selalu secara selektif mengabaikan masalah yang mereka hadapi di rumah dan menyatakan antusiasme yang tidak biasa untuk ikut campur dalam urusan domestik negara lain," kata Hua.
Mengenai masalah hak asasi manusia, Departemen Luar Negeri AS baru-baru ini mengeluarkan Laporan AS tentang Praktik Hak Asasi Manusia untuk 2017, mengkritik kondisi hak asasi manusia dan masalah etnis China.
"Amerika Serikat menghadapi banyak masalah di rumah," kata Hua. Mengutip Catatan Hak Asasi Manusia Amerika Serikat pada tahun 2017 yang dirilis oleh Kantor Informasi Dewan Negara, dia mengatakan diskriminasi rasial yang sistematis telah meningkatkan perpecahan sosial di Amerika Serikat.
China mendesak orang-orang yang relevan di Amerika Serikat untuk menangani masalah mereka sendiri sebelum mengkritik negara-negara lain secara tidak bertanggung jawab, kata Hua.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.