China berusaha mengirim sekelompok satelit baru ke orbit pada tahun 2020, sebagai bagian dari program ilmu ruang angkasa yang berkembang pesat di negara itu, kata seorang pejabat sains nasional pada konferensi ruang angkasa.
Satelit termasuk misi bersama Sino-Eropa yang dikenal sebagai "SMILE," yang akan fokus pada interaksi antara angin matahari dan magnetosfer Bumi, menurut Wang Chi, direktur Pusat Sains Luar Angkasa Nasional di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan China.
Magnet angin Solarosphere Ionosphere Link Explorer, atau Smile, juga akan membantu mempelajari substansi magnetosfer, sehingga untuk lebih memahami pemahaman kita tentang dampak aktivitas matahari pada lingkungan Bumi dan cuaca ruang angkasa, kata Wang.
The Einstein-Probe, juga di antara satelit-satelit baru, bertugas menemukan benda-benda langit yang memancarkan sinar-X selama perubahanserta lubang hitam dengan radiasi energi tinggi transien, kata Wang.
Satelit-satelit tersebut juga mencakup Advanced Space-borne Solar Observatory (ASO-S) dan Jaringan Gelombang Elektromagnetik Gravitalional All-sky Monitor (GECAM). Yang pertama akan membantu para ilmuwan memahami kausalitas di antara medan magnet, flare, dan ejections massa koronal, dan yang terakhir ini bertujuan untuk mencari sinyal elektromagnetik yang terkait dengan gelombang gravitasi.
Misi Observasi Siklus Air (WCOM) akan menjadi satelit pertama di dunia untuk membantu para ilmuwan lebih memahami siklus air Bumi dengan pengukuran parameter kunci seperti kelembaban tanah, salinitas samudra, dan penguapan permukaan laut secara simultan, menurut Wang.
Eksplorasi Eksplorasi Magnetosfer-Ionosfer-Termosfer (MIT), juga ada dalam kelompok satelit. MIT bertujuan untuk menyelidiki asal-usul ion dan mekanisme percepatan mereka dan menemukan mekanisme kunci untuk magnetosfer, ionosfer, dan kopling termosfer.
Sementara Eropa dan Amerika Serikat secara tradisional memimpin dalam pengembangan ilmiah, China telah muncul sebagai pemain ilmu pengetahuan dan teknologi baru dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, dibandingkan dengan kekuatan terkemuka di luar angkasa, China masih mengalami perkembangan yang tidak seimbang dalam penelitian, teknologi, dan aplikasi ruang angkasa.
Mudah-mudahan, satelit ilmu angkasa baru ini akan membantu perkembangan ilmu ruang angkasa China, kata Wang. "Kami berharap untuk membangun laboratorium negara untuk ilmu ruang angkasa secepat yang kami bisa dan mencapai terobosan signifikan dalam bidang luar angkasa pada 2030."
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.