Sebuah robot duduk untuk mengikuti ujian matematika saat ujian masuk perguruan tinggi nasional China, atau gaokao, di kota barat daya China yaitu Chengdu.
Robot, AI-MATHS, yang terdiri dari 11 server, dikembangkan oleh Chengdu Zhunxingyunxue Technology. Ini menyelesaikan dua versi tes matematika ujian kemarin. Ada beberapa versi tes di berbagai wilayah di China.
Robot menyelesaikan tes Beijing dalam 22 menit, mencetak 105 poin dari 150 poin, tanpa dukungan internet. Ini mencetak 100 poin pada versi tes lainnya.
"Butuh waktu dua jam bagi manusia untuk menyelesaikan tes ini. Saya berharap tahun depan mesin dapat memperbaiki kinerjanya berdasarkan penalaran logis dan algoritma komputer dan mencetak nilai lebih dari 130," kata Lin Hui, CEO perusahaan tersebut.
Pada bulan Februari, robot tersebut mencetak 93 pada satu tes matematika, sedikit lebih tinggi dari nilai kelulusan 90.
Perusahaan tersebut berpartisipasi dalam sebuah proyek Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China, yang berencana mengembangkan robot gaokao.
Berdasarkan rencana tersebut, pada tahun 2020, robot AI akan cukup pintar untuk masuk ke universitas terkemuka seperti Universitas Peking dan Universitas Tsinghua melalui ujian masuk.
"Ini bukan tes make-or-break untuk robot. Tujuannya adalah untuk melatih kecerdasan buatan untuk mempelajari cara manusia berpikir dan menghadapi angka," kata Lin.
Robot tersebut telah mencoba 12.000 pertanyaan matematika, namun rata-rata siswa SMA perlu menyelesaikan 30.000 pertanyaan sebelum mengikuti gaokao, katanya.
AI mungkin lebih cepat dari manusia dalam berurusan dengan angka, tapi tidak bagus dalam bahasa pemrosesan.
"Misalnya, robot itu sulit memahami kata-kata 'siswa' dan 'guru' dalam ujian dan gagal memahami pertanyaannya, jadi nilai nol untuk pertanyaan itu," katanya.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.