Tuesday, August 9, 2016

Menhan baru Jepang menolak tragedi pembantaian Nanjing

Menhan Jepang yang baru
Menteri pertahanan Jepang yang baru mulai membuat ulah dengan tidak mengakui adanya pembantaian Nanjing yang dilakukan oleh tentara kekaisaran Jepang dalam perang dunia ke II, hal ini membuat Kementerian Pertahanan China mengecam upaya Menteri baru Pertahanan Jepang Tomomi Inada.

Pernyataan Tomomi Inada ini keterlaluan, kata Kementerian Pertahanan China dalam sebuah pernyataan. Inada mengatakan bahwa ia meragukan bahwa apakah terjadi kontes pembunuhan berlangsung selama Nanjing Massacre.

Pernyataan Menteri Pertahanan Jepang ditujukan untuk membuat kabur kekejaman tentara Jepang dalam perang dunia II dan mengganggu ketertiban pasca-perang, kata Kementerian Pertahanan China.

Tidak ada masa depan jika Jepang menyangkal sejarah, kata Kementerian Pertahanan China.

Tentara Jepang menduduki Nanjing, saat itu ibukota China, pada akhir 1937, dimana dalam lebih dari 40 hari membantai lebih dari 300.000 warga China hingga tewas.

Selama waktu itu dua perwira Jepang, Toshiaki Mukai dan Tsuyoshi Noda, membunuh lebih dari 200 orang China menggunakan pedang mereka. Mukai memenggal 106 dan Noda memenggal 105.

Dua petugas dihukum karena kekejaman dan dieksekusi pada Januari 1948.

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.