Saturday, December 20, 2014

300 Militan Uygurs berjuang bersama IS di Irak dan Suriah

Sekitar 300 orang Uygurs China berjuang bersama Negara Islam di Irak dan Suriah, sebuah surat kabar yang dikelola pemerintah China, mengatakan, dan khawatir di China bahwa kaum militan menimbulkan ancaman bagi keamanan.

China telah menyatakan keprihatinan tentang kebangkitan Negara Islam di Timur Tengah, efeknya bisa saja pada wilayah Xinjiang nya. Tetapi saat ini China belum juga menunjukkan tanda-tanda ingin bergabung upaya AS untuk menggunakan kekuatan militer terhadap kelompok ini.

Anggota China dari Gerakan Islam Turkestan Timur bepergian ke Suriah melalui Turki untuk bergabung dengan Negara Islam, juga dikenal sebagai ISIS atau IS, kata Global Times, "Menurut informasi dari berbagai sumber, termasuk petugas keamanan dari wilayah Kurdi Irak, Suriah dan Lebanon, sekitar 300 ekstrimis China berjuang dengan IS di Irak dan Suriah,".

Pada bulan Juli 2014, utusan China ke Timur Tengah, Wu Sike, mengutip laporan media ketika ia mengatakan sekitar 100 warga China, kebanyakan dari mereka dari gerakan Turkistan timur, berada dalam pertempuran dan dilatih di Timur Tengah.

China mengatakan militan juga bersembunyi di sepanjang perbatasan Afghanistan-Pakistan yang tidak berpemerintahan, Sebaliknya, pendukung hak asasi manusia berpendapat bahwa marginalisasi ekonomi Uighur dan pembatasan pada budaya dan agama mereka adalah penyebab utama kekerasan etnis di Xinjiang yang menewaskan ratusan orang dalam dua tahun terakhir.

China telah mengkritik pemerintah Turki untuk menawarkan perlindungan bagi pengungsi Uighur yang melarikan diri dari China melalui Asia Tenggara dan mengatakan saluran tersebut menciptakan risiko keamanan.

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.