Terdapat asal usul dibalik itu.
Pada masa Dinasti Tang, terdapat seorang pelajar yang ingin pergi ke ibukota untuk mengikuti ujian negara, di mana yang menjadi juara satu dapat menempati posisi pejabat tinggi.
Sayangnya, pemuda itu jatuh sakit di tengah jalan saat melintasi sebuah desa di pegunungan. Untung seorang tabib dan anak perempuannya membawa pemuda itu ke rumah mereka dan merawat sang pelajar. Pemuda tersebut dapat sembuh dengan cepat berkat perawatan dari tabib dan anak perempuannya.
Setelah sembuh, pelajar itu harus meninggalkan tempat tersebut untuk melanjutkan perjalanan ke ibukota. Namun pelajar itu mengalami kesulitan untuk mengucapkan selamat tinggal kepada anak perempuan sang tabib, begitu juga sebaliknya. Mereka jatuh cinta.
Maka gadis itu menulis sepasang puisi yang hanya sebelah kangan agar pemuda itu melengkapinya, "Pepohanan hijau dibawah langit pada hujan musim semi ketika langit menutupi pepohonan dengan gerhana"
Setelah membaca puisi tersebut, sang pelajar berkata,"Baiklah, saya akan dapat mencapainya meskipun bukan hal yang mudah. Tetapi kamu harus menunggu sampai aku selesai ujian". Sang gadis mengangguk-angguk.
Pada ujian negara, sang pelajar menapatkan tempat pertama, yang mana sangat dihargai oleh kaisar. Pemuda itu juga bercakap-cakap dan diuji langsung oleh kaisar.
Keberuntungan ternyatan pada pihak sang pemuda.
Kaisar menyeuruh pemuda itu agar membuat sepasang puisi.
Sang kaisar menulis: "Bunga-bunga merah mewarnai taman saat angin memburuk ketika taman dihiasai warna merah setelah sebuah ciuman".
Pemuda itu langsung menyadari bahwa puisi yang ditulis oleh sang gadis sangat cocok dengan puisi kaisar, maka dia menulis puisi sang gadis sebagai pasangan puisi kaisar.
Kaisar sangat senang melihat bahwa puisi yang ada merupakan sepasang puisi yang harmonis dan serasi sehingga di mengangkat pemuda itu sebagai menteri di pengadilan dan mengizinkan pemuda itu untuk mengunjungi kampung halamannya sebelum menduduki posisinya.
Pemuda itu menjumpai sang gadis dengan gembira dan memberitahu kepada sang gadis puisi dari kaisar.
Tidak lama kemudian mereka menikah.
Untuk pesat perayaan pernikahan, sepasang karakter Tiongkok, bahagia, dipasang bersamaan pada selembar kertas merah dan ditempel di dinding untuk menunjukkan kebahagiaan dari dua kejadian yang bersamaan, pernikahan dan pengangkatan sang pemuda.
Sejak saat itu, tulisan Kebahagiaan Ganda menjadi sebuah tradisi yang dilakukan pada setiap pesat pernikahan.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.