Agama Islam masuk ke Tiongkok pada abad ke-17 Masehi. Agama Islam kini dianut 14 juta orang di kalangan 10 bangsa minoritas Tiongkok antara lain bangsa-bangsa Hui, Uigur, dan Khazak. Mesjid-mesjid dan makam-makam kuno mualim Islam yang terdapat di banyak tempat di Tiongkok merupakan catatan tentang kontak persahabatan rakyat Tiongkok dengan rakyat negeri-negeri Islam. Pemerintah Tiongkok selalu memandang mesjid-mesjid dan makam-makam kuno itu sebagai benda-benda yang berharga, dan menjadikannya sebagai benda-benda yang mendapat perlindungan khusus oleh negara.
Mesjid-mesjid yang bersejarah lama dan berskala agak besar di Tiongkok kebanyakan terbesar di kota dagang besar dan pelabuhan di pantai tenggara Tiongkok serta di daerah otonom bangsa Uigur Xinjiang, di antaranya Mesjid Huai Sheng terbilang mesjid yang paling kuno.
Mesjid Huai Sheng terletak di pusat kota Huangcou, dibangun untuk memperingati Nabi Mohammad. Konon kabarnya mesjid itu pada abad ke-7 di bawah pimpinan seorang Arab. Tahun dibangunnya mesjid itu masih belum dapat dipastikan karena berbeda-bedanya penilaian sarjana-sarjana di dalam dan luar negeri.
Mesjid Niu Jie di kota Beijing adalah salah satu mesjid kuno yang agak besar. Mesjid itu terletak di bagian barat-timur distrik kota Beijing yang merupakan tempat permukiman penduduk bangsa Hui. Menurut Wakil Ketua Persatuan Agama Islam kota Beijing, Haji Daud Seh Kun Pin, Mesjid Niu Jie dibangun pada masa dinasti Song Utara antara tahun 960 dan 1127 Masehi. Pada waktu itu seorang Arab datang berdagang ke Tiongkok dengan membawa 3 anak laki-laki. Pemerintah setempat ingin memberi jabatan kepada anaknya yang ke-2 dan ke-3, tapi ditolak mereka, sebaliknya mereka menyatakan keinginannya menyebarkan agama Islam sebagai baktinya permintaan. Pemerintah setempat memperkenankan mereka membangun Mesjid di tempat itu.
Di suatu pekarangan kecil yang sunyi-sepi, tidak jauh dari Balai besar sembahyang Mesjid Niu Jie Beijing dimakamkan dua orang Sheikh yang datang menyebarkan agama Islam di Tiongkok pada abad ke-13. salah seorang di antaranya meninggal tahun 1280 Masehi. Ia orang Ghazni yang kini bermukim di dalam wilayah Iran, dan seorang lainnya, orang Buhara. Ia meninggal pada tahun 1283. di depan kedua makam tersebut di depan kedua makam itu juga ditegakkan 2 batu prasasti. Satu berhuruf bahasa Arab, yang ditegakkan sejumlah muslim pada 1323 Masehi. Di atas batu prasasti itu tercatat kebajikan dan moral kedua mualim itu. Yang satu lagi mencatat bahwa ketika ahli pelayaran Tiongkok Zheng Ho 5 kali berlayar ke kawasan Asia barat pada tahun 1417 Masehi, ia khusus datang berjiarah ke makam itu dan mendidikan batu prasasti itu. Zheng Ho sendiri juga seorang muslim, ia pernah berlayar 7 kali ke luar negeri.
Di dalam mesjid kota Yang Zhou Tiongkok Timur dimakamkan Bahau Aldin keturunan ke-16 Nabi Mohammad. Bahau Aldin menyebarkan agama Islam di kota Yang Zhou antara tahun 1265 dan 1275, kemudian ia berkeliling ke Tiongkok utara. Pada Juli tahun 1275, ia meninggal dunia diperahu dalam pelayaran kembali ke Yang Zhou. Sesuai dengan wasiatnya, sahabatnya memakamkan jenazahnya di bukti tinggi di tepi timur Terusan Kuno Yang Zhou, yakni di dalam mesjid sekarang ini. Setelah didirikannya Tiongkok baru pada tahun 1949, pemerintah rakyat telah menyediakan biaya untuk pemugaran makam kuno itu.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.