Sunday, March 18, 2018

Masjid Agung Lhasa 2


Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk Islam di Lhasa dan perkembangan industri pariwisata di Tibet, masjid yang lama itu tidak dapat menampung kebutuhan umat muslim untuk beribadah. Oleh sebab itu, sebuah masjid yang baru dan lebih besar telah dibangun di lokasi yang sama pada tahun 2001. Masjid yang dimaksud adalah Masjid Agung Lhasa yang dapat kita lihat sekarang.

Ya Gu, Imam besar Masjid Agung Lhasa. Ia lahir dan dibesarkan sebagai orang Islam di Tibet. Ia fasih berbicara dalam bahasa Arab, Tibet dan Mandarin. Imam Ya Gu sangat ramah ketika bertemu dengan para pengunjung ke masjid ini. Dia memberitahu wartawan, Menurut dia, kebiasaan hidup orang muslim hampir sama dengan etnis Tibet, cuma wanitanya memakai jilbab, sedangkan prianya jarang memakai hiasan seperti gelang tangan yang terbuat dari kayu yang dibentuk bulat seperti bentuk mutiara. Katanya, orang Islam di Tibet begitu kuat berpegang pada agama karena menurut mereka, kepercayaan mereka lebih suci dari salju putih di puncak gunung dan lebih hangat dari sinar matahari di dataran tinggi.

"Linka" berarti taman dalam bahasa Tibet. Jadi, "Khache Linka" menunjukkan daerah ini dihuni oleh penduduk yang beragama Islam. "Khache Linka" terletak di barat Istana Potala. Selain perumahan, pemakaman, ada juga dua buah masjid di daerah tersebut.

Menurut cerita, pada abad ke-17 Masehi, seorang Imam dari Kashmir bermigrasi ke Tibet dan memohon agar Dalai Lama Kelima menghadiahkan sebuah tempat sebagai kediamannya. Menurut perintah Dalai Lama Kelima, cara untuk menentukan daerah kediamannya ialah dengan memanah. Sehubungan dengan itu, daerah tersebut lama kelamaan menjadi "Khache Linka" seperti yang dapat disaksikan sekarang ini.

Ada dua masjid di sebelah timur dan barat dalam area ini. Sementara, taman pemakaman Islam dibangun di bagian selatannya.

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.