Pada masa dahulu kala, di daerah etnis Hani di barat daya China, ada seorang gadis jelita yang suka menyanyi. Penduduk di daerah tersebut sering berkumpul di halaman rumah gadis itu untuk mendengarkan nyanyiannya. Pada suatu hari, gadis itu diculik oleh seekor hantu dan dipaksa menyanyi untuk hantu-hantu tersebut.
Gadis itu menolak klaim tersebut, maka dengan itu lidahnya telah dipotong oleh hantu itu. Kemudian, gadis itu ditinggalkan di dalam hutan di kaki gunung. Setelah itu, gadis tersebut menjadi bisu. Kemudian hal itu diketahui oleh seorang dewa, maka dia telah menyelamatkan gadis itu.
Dewa itu memberikan seruling bambu kepada gadis itu. Irama lagu yang merdu segera ke luar dari seruling bambu itu. Dewa itu menggunakan rid untuk menggantikan lidah gadis itu sehingga gadis tersebut dapat terus menyanyi untuk rakyat etnis Hani. Dengan itu, irama lagu yang merdu melalui seruling yang ditiup oleh gadis itu dibawa angin hingga terdengar ke kampungnya. Penduduk melacak irama lagu yang biasa didengar itu sampai ke dalam hutan tersebut dan ahkirnya mereka bertemu dengan gadis itu.
Setelah itu, gadis itu sudah bisa menyanyikan lagu ulang dengan "lidah bambu" yang diberi oleh dewa itu kepada penduduk kampungnya. "Lidah bambu" yang disebut dalam kisah tersebut adalah Ba Wu, sejenis alat musik yang saya perkenalkan dalam ruang hari ini.
Ba Wu sangat populer dalam kalangan etnis minoritas Hani, Yi dan Wa di barat daya China.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.