Friday, July 14, 2017

Tahap pertama proyek rel kecepatan tinggi Thailand-China siap beroperasi tahun 2021

Kabinet Thailand kemarin menyetujui proyek kereta api kecepatan tinggi Bangkok-Nakhon Ratchasima di bawah kerjasama kereta api Thailand-China, yang direncanakan mulai beroperasi pada 2021.

Kabinet yang dikepalai oleh Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha menyetujui usulan Kementerian Perhubungan, yang bertanggung jawab atas dinas perkeretaapian, untuk pembangunan jalur rel sepanjang 252 kilometer kereta api kecepatan tinggi antara Bangkok dan Provinsi Nakhon Ratchasima, dengan dana sekitar 179 miliar baht (5,2 miliar dolar AS), yang semuanya akan diajukan oleh pemerintah Thailand, menurut Wakil Menteri ke Kantor Perdana Menteri

Akan ada enam stasiun dari Stasiun Bang Sue Bangkok ke Nakhon Ratchasima di sepanjang jalur kereta api dimana kereta api akan beroperasi dengan kecepatan maksimum 250 kilometer per jam dan sekitar  (4.5 kilometer persegi) lahan perlu diambil alih, kata Kobsak.

Setelah pertemuan kabinet mingguan, Perdana Menteri Thailand Prayut sendiri mengatakan kepada wartawan bahwa pembangunan proyek kereta api antara Bangkok dan Nakhon Ratchasima akan selesai pada 2021 dan bahwa Thailand akan mendapat keuntungan darinya dalam jangka panjang.

Bagian Bangkok-Nakhon Ratchasima hanya merupakan tahap pertama dari proyek kereta api Thailand-China.

Tahap kedua proyek kereta api menyerukan pembangunan sistem kereta api dari Nakhon Ratchasima ke provinsi Nong Khai, yang berbatasan dengan ibukota Laos Vientiane dari seberang Sungai Mekong.

Rel kecepatan tinggi dirancang untuk terhubung dengan kereta api China-Laos untuk membentuk kereta api mega dari Kunming China ke Bangkok Thai.

Prayut mengatakan bahwa fase kedua atau rel kecepatan tinggi antara Nakhon Ratchasima dan Nong Khai akan dibangun untuk menghubungkan Thailand dengan Laos dan China.

Prayut sebelumnya telah menggunakan kekuatan absolutnya, yang lebih dikenal dengan Pasal 44, untuk menyingkirkan rintangan hukum yang menghalangi pelaksanaan proyek untuk memungkinkan insinyur dan arsitek China bekerja untuk proyek tersebut tanpa lisensi insinyur atau arsitek Thailand. Mereka belum menjalani kursus orientasi yang dijadwalkan bulan depan.

Dia juga mengatakan bahwa sebagian besar komponen sistem kereta api akan dipasok oleh sumber dalam negeri daripada diimpor, sementara insinyur Thailand dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam proyek tersebut telah dan akan dilatih untuk dapat memahami teknologi China dengan baik.

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.