Wednesday, December 21, 2016
Home »
China Wisata
» Lembah Ren'an, Shangri La di barat daya China
Lembah Ren'an, Shangri La di barat daya China
Penulis Inggris, James Hilton dalam novelnya yang berjudul "Lost Horizon" telah menggambarkan satu tempat ideal yang hanya tersedia dalam imajinasi, yaitu Shangri-la. Kalau berangkat dari Lijiang, provinsi Yunnan, dan melalui Ngarai Hutiao dan sungai Jinsha, Anda akan tiba di Diqing, daerah perbatasan barat laut Yunnan dengan provinsi Sichuan dan wilayah Tibet yang disebut sebagai Shangri-la dalam legenda.
Di sini ada sebuah desa yang bernama Ren'an. yang bersejarah lebih 2.000 tahun yang lalu, Ren'an sudah dianggap tempat suci bagi ajaran Saman etnis Tibet. Konon pendiri faksi Gelu dalam agama Buddha aliran Tibet, Tsongkhapa sudah sampai ke Ren'an dengan membawa kambingnya. Kambing itu berhenti di sana dan tidak berjalan lagi. Tsongkhapa merasa inilah ketentuan Tuhan. Sejak itulah Ren'an dianggap tempat suci agama Buddha aliran Tibet.
Hotel mewah Banyan Tree Ren'an merupakan tempat yang wajib dikunjungi jika datang ke kampung Ren'an. Hotel ini dibangun di dataran tinggi dengan ketinggian 3.200 meter dari permukaan laut. Banyan Tree Ren'an menghadap Gunung Dewa Zhage di belakang dan Sungai Ren'an di depan. Gaya arsitektur hotel ini adalah rumah tradisional etnis Tibet. Hiasan dalam kamar hotel ini juga memiliki gaya etnik Tibet yang penuh dengan suasana budaya lokal. Kalau memandang ke tempat jauh dari hotel ini, pemandangan lembah sungai Ren'an akan terlihat luas di depan mata Anda. Anda pasti akan merasa tempat ini memang sesuai dengan gelar Shangri-la yang jauh dari kesibukan dan kebisingan kota.
Sebagai pengunjung, Anda dipersilakan kegiatan menghayati kebudayaan etnis Tibet yang diatur oleh hotel. Pemandu akan membawa Anda mengunjungi ke beberapa desa etnis Tibet. Ada enam desa etnis Tibet yang alami di Ren'an dengan hampir 800 orang penduduk. Mereka kebanyakan mencari nafkah dengan peternakan. Menara putih serang dapat ditemukan di daerah etnis Tibet. Rumah etnis Tibet biasanya akan dibangun dengan mengelilingi menara putih karena menurut kepercayaan mereka, menara putih dapat melindungi ketenteraman dan kesejahteraan. Pada zaman dahulu kala, menara putih juga tempat orang etnis Tibet untuk menyimpan barang-barang berharga. Meskipun sekarang sudah tidak ada orang menyimpan barang berharga di menara putih, namun orang etnis Tibet masih mempertahankan praktek mengadakan ibadat di sini pada hari-hari perayaan untuk mendoakan kesejahteraan dan rezeki
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.