Tuesday, June 14, 2016

Mantan Pejabat Filipina : pihak Filipina yang meningkatkan ketegangan situasi di LCS

Mantan Sekjen Pusat Maritim Kementerian Luar Negeri Filipina, Alberto Encomienda dalam sebuah wawancara dengan wartawan Kantor Berita Xinhua China baru-baru ini menyatakan, justru adalah pihak Filipina yang meningkatkan ketegangan situasi LCS, bukanlah China yang selama ini dikecam oleh media Barat.

Encomienda menyatakan, Kementerian Luar Negeri Filipina pada periode pemerintah Aquino III berpendapat bahwa di antara tahun 1995 dan 2012, China dan Filipina telah mengadakan lebih dari 50 kali perundingan, dan tetap belum menyelesaikan perselisihan, maka mereka mengajukan arbitrase. Namun dia menyatakan, ini adalah kebohongan dari Kemlu Filipina. Karena pada tahun itu, dirinya sendiri yang bertugas mengurus isu-isu di bidang ini, dia sangat jelas tentang asal-usulnya, pihak China selalu mencoba mengadakan perundingan dengan Filipina, sedangkan Filipina tidak pernah memberi jawaban.

Dia mengambil contoh, bahwa sebelum diadakannya Konferensi Informal Pemimpin APEC pada tahun 2005, pihak China pernah mengirim delegasi ke Filipina dan mengundang anggota kongres Filipina ke Beijing untuk mengadakan perundingan, namun pihak Filipina tak mengacuhkannya. Setelah konferensi, pihak China kembali mengeluarkan undangan, namun tetap tidak dipedulikan pihak Filipina.

Menurut Encomienda, Barat menyatakan pihak China mengadakan reklamasi lahan di LCS, ini juga adalah sebuah kekeliruan. Dia mengatakan, " justru Filipina lah yang terlebih dahulu mengadakan reklamasi lahan di LCS. Kami membangun Bandara di Pulau Zhongye, semua proyek pembangunan Bandara itu adalah diadakan bersama dengan proyek reklamasi lahan. Kini keadaan Bandara itu kurang bagus dikarenakan Bandara dibangun di atas Pulau karang." Maka Filipina tidak memiliki alasan untuk menuduh China sebagai pihak yang merusak ekologi.

Selain itu, Encomienda menyatakan pula bahwa AS mengeluarkan banyak biaya untuk melaksanakan Persetujuan Peningkatan Kerja Sama Pertahanan, dan sedang menjadikan Filipina menjadi basis militernya.

(cri)

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.