Kunjungan Presiden AS Barack Obama ke sebuah kapal angkatan laut Filipina kemarin adalah sikap provokatif mengenai isu Laut China Selatan menjelang pertemuan utama para pemimpin Ekonomi Asia-Pasifik di Manila, pengamat China mengatakan.
Obama tiba di Filipina kemarin di mana ia akan berpartisipasi dalam KTT Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) yang berlangsung di Manila.
Tak lama setelah Air Force One mendarat di Manila, Obama naik ke sebuah kapal angkatan laut Filipina yang di beri nama Gregorio del Pilar, kapal ini sebelumnya adalah bekas kapal cutter US Coast Guard sampai 2011, sebelum di serahkan ke Filipina
Kapal sekarang menjadi andalan Angkatan Laut Filipina, beroperasi di sekitar Kepulauan Nansha di Laut China Selatan yang diklaim oleh Manila dan Beijing.
Obama juga mengumumkan dua kapal AS akan ditransfer ke angkatan laut Filipina sebagai bagian dari kesepakatan senilai US$ 250.000.000untuk meningkatkan keamanan maritim regional.
"AS telah berkomitmen untuk keamanan wilayah ini selama lebih dari 70 tahun, kami memiliki kewajiban perjanjian, komitmen kuat, untuk membela Filipina, yang dapat mengandalkan AS," kata Obama.
Tindakan provokatif
"Kunjungan Obama ke kapal angkatan laut Filipina pasti sikap politik dan provokasi ke China," Liu Feng, seorang ahli Laut China Selatan yang berbasis di Hainan, mengatakan kepada Global Times.
Liu mengatakan ia percaya kunjungan kapal dalam persiapan untuk membawa isu sengketa Laut China Selatan pada pertemuan APEC.
Presiden Filipina Benigno Aquino III mengatakan sebelumnya bahwa KTT APEC akan fokus pada kerjasama ekonomi dan tidak akan menyentuh pada masalah Laut China Selatan.
Tapi Mark Toner, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, mengatakan pada 10 November bahwa isu Laut China Selatan kemungkinan akan dibicarakan di sela-sela pertemuan walau bukan pada agenda utama, Reuters melaporkan.
"AS ingin merebut kesempatan untuk membahas Laut China Selatan pada pertemuan tersebut dan tidak ingin topik ini memudar. Kunjungan Obama ke kapal angkatan laut Filipina dimaksudkan untuk menarik perhatian publik sementara banyak anggota APEC lainnya lebih mengutamakan masalah Ekonomi pada pertemuan tersebut, "tambah Liu.
Gu Xiaosong, seorang ahli studi Asia Tenggara di Akademi Ilmu Sosial Guangxi, mengatakan kepada Global Times bahwa AS adalah mengambil kesempatan ini untuk mendorong sekutunya untuk berdiri melawan China pada isu Laut China Selatan.
"AS tidak puas dengan usaha sekutunya 'dalam menyeimbangkan pengaruh China. Dengan berkunjung ke kapal Angkatan Laut Filipina, AS ingin mengulangi sikap terhadap isu Laut China Selatan dan memanggil sekutunya untuk melawan China," kata Gu.
AS telah mengangkat isu Laut China Selatan pada pertemuan tersebut. AS tidak ingin sekutunya untuk meragukan pengaruhnya di Laut China Selatan, sehingga harus menang atas semua dissenting dilihat dari negara-negara yang relevan untuk menuntut memprovokasi China, kata Liu.
Korban nyata
Wakil Menteri Luar Negeri China Liu Zhenmin mengatakan bahwa China adalah korban nyata dalam sengketa Laut China Selatan dimana puluhan pulau-pulau dan karang telah secara ilegal diduduki oleh tiga negara pengadu dalam sengketa. Dia tidak menyebutkan nama negara.
"Pemerintah China memiliki hak dan kemampuan untuk memulihkan pulau dan karang yang diduduki secara ilegal," kata Liu kepada wartawan di Beijing. "Tapi kami tidak melakukan ini. Kami telah mempertahankan menahan diri yang besar dengan tujuan untuk memelihara perdamaian dan stabilitas."
Liu mengatakan China harus berurusan dengan isu-isu di Laut China Selatan dengan kecepatan sendiri.
"China tidak harus memberikan banyak perhatian pada provokasi AS. Semua harus kita lakukan adalah untuk mengikuti agenda kita sendiri dan memperbaiki hubungan kita dengan negara-negara tetangga, untuk itulah Presiden China berkunjung ke Filipina," kata Gu.
Thursday, November 19, 2015
Obama berkunjung ke kapal angkatan laut Filipina untuk memanaskan situasi di LCS
Related Posts:
Beipanjiang Bridge jalur tersulit untuk kereta api kecepatan tinggi Shanghai-Kunming Otoritas kereta api China telah mulai menguji pada jalur kereta api berkecepatan tinggi yang menghubungkan kota Xinhuang di prov Hunan dengan kota Guiyang di provinsi Guizhou. Jalur Xinhuang-Guiyang adalah bagian dari j… Read More
Mongolia meminta maaf atas serangan terhadap wisatawan China oleh kelompok neo-Nazi ULAN BATOR - Presiden Mongolia Tsakhiagiin Elbegdorj mengatakan kemarin bahwa nasionalisme ekstrim berbahaya, dan Mongolia harus menjadi negara yang bertanggung jawab, ramah dan terbuka.Ia mengatakan hal ini dalam menanggap… Read More
Kuburan dengan sistem digital Festival Qingming/Cengbeng,atau Hari Membersihkan kuburan, adalah sebuah festival di mana masyarakat memeberikan penghormatan kepada orang yang mereka kasihi yang telah tiada, Anggota keluarga akan membersihkan kuburan, mem… Read More
China tingkatkan penggunaan UAV untuk mendeteksi polusi udara Kendaraan udara tak berawak (UAV) dapat menjadi solusi untuk masalah lama di China yaitu dalam memerangi polusi udara dan pemakaian emisi ilegal.Baru-baru ini, aparat penegak hukum dari Departemen Perlindungan Lingkungan Ch… Read More
Pendidikan bahasa menjadi Jembatan Komunikasi Kebudayaan RI-China Guru Sekolah Menengah Huaqiao Guangdong, Ye Dajian tak lama lagi akan berangkat ke Indonesia untuk mengajarkan bahasa Mandarin di sebuah sekolah di kota Surabaya, Jawa Tengah. Ini adalah kedua kalinya Ye Dajian dikirim ke I… Read More
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.