Mahasisawa Universitas China-Hongkong yang bernama Wang mengungkapkan frustasi nya terhadap salah satu kampus yang paling beragam di asia, karena pihak CUHK tidak menyediahkan Kantin bagi para mahasiswa/i yang muslim.
Dalam surat yang ditujukan kepada Wakil Rektor CUHK Joseph Sung, Wang mengajukan banding ke universitas agar membangun kantin Muslim yang menawarkan makanan halal - makanan disiapkan dan dimasak di bawah pedoman agama Islam.
"Katanya Aku tahu komunitas Muslim kecil," tulis Wang dalam surat itu. "Tapi CUHK dikenal keberagaman dan menghormati minoritas, dan saya percaya universitas dapat berbuat lebih baik." Tumbuh dan besar di Beijing, Wang telah menghabiskan beberapa tahun untuk mengejar gelar sarjana dalam studi antarbudaya di CUHK. Dengan tidak adanya kantin muslim yang tersedia di kampus sedangkan restoran makanan halal terdekat perlu waktu 30 menit dengan naik kereta.
Wang mengatakan Selain daging babi, Muslim dilarang memakan hewan yang "mati sebelum disembelih", atau "tidak disembelih atas nama Allah", menurut Alquran.
Fakta bahwa Hong Kong University, Hong Kong Universitas Sains dan Teknologi, dan Hong Kong Polytechnic University semua memiliki kantin Muslim atau menyediahkan makanan halal bagi para mahasiswa/i, hal ini mendorong Wang untuk menekan CUHK untuk menyediahkan juga fasilitas kantin muslim.
Wang bahkan melakukan survei untuk mengumpulkan pendapat dari mahasiswa dan staf mengenai kantin Muslim. Ketika seorang manajer kafetaria universitas mengatakan bahwa itu akan memakan waktu sekitar 10 tahun untuk CUHK untuk menyetujui rencana tersebut, Wang terkejut.
"Coba bayangkan berapa banyak siswa Muslim, guru dan sarjana mengunjungi akan kecewa selama 10 tahun ketika mereka datang ke CUHK," tulisnya dalam surat itu.
"Siswa Muslim di CUHK akan menghargai beberapa pilihan halal di kampus," kata dosen Universitas China antropologi Paul O'Connor dan penulis buku Islam di Hong Kong. "Ini akan mencerminkan sifat dinamis universitas internasional, etos terbuka dan inklusif, dan semangat ekumenis nya."
O'Connor mengatakan siswa telah menceritakan kesulitan mereka dalam mencari makanan halal di kampus. "Seringkali siswa akan memilih untuk makan makanan vegetarian untuk mempertahankan agar tetap halal," katanya.
Lebih dari seperempat juta Muslim tinggal dan bekerja di Hong Kong, menurut temuan oleh O'Connor. Sementara banyak berasal dari keluarga yang telah tinggal di sini selama beberapa generasi, yang lain adalah imigran baru dan pekerja migran.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.