Friday, June 7, 2013

Sulawesi Barat dan Xinjiang tingkatkan kerjasama di bidang Investasi dan perdagangan

Bangsa Indonesia dan China memiliki hubungan sejarah serta pertautan hubungan kekerabatan yang panjang, yang menjadi dasar persahabatan kedua negara. Penyelenggaraan Trade, Tourism and Investment (TTI) Promotion Forum Indonesia di Urumqi kali ini membawa kebahagiaan tersendiri bagi Pemerintah Provinsi Xinjiang, karena forum ini memainkan peran positif dalam penguatan hubungan bilateral RI-RRC.

Pada hari ini Pemerintah Provinsi Xinjiang dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat juga menandatangani Record of Discussion yang berisikan pledge kedua Pemerintah Daerah untuk bersama-sama mempromosikan persahabatan dan saling kesepahaman, serta meningkatkan exchange of knowledge di segala bidang. Hal ini disampaikan oleh Chairman of Xinjiang Uygur Autonomous Region, Republik Rakyat China, Mr. Nuer Bekri saat menerima courtesy call Duta Besar RI untuk RRC merangkap Mongolia Imron Cotan serta Gubernur Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh di Southern Airlines Pearl International Hotel Urumqi, Selasa siang (04/06).

Xinjiang sebagai provinsi terluas di RRT dengan penduduk sekitar 22 juta orang, telah mengalami kemajuan ekonomi dan pembangunan infrastrruktur yang luar biasa sejak dijalankannya kebijakan keterbukaan (opening up policy) tiga dekade yang lalu. Hal ini tercermin dalam tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi Xinjiang yang berkisar 10 persen di tengah kondisi krisis ekonomi yang melanda dunia 'barat' saat ini. Peningkatan taraf hidup masyarakat Xinjiang tersebut hanya dimungkinkan oleh kebijakan perpajakan, tata guna tanah serta pendirian industri yang sangat mendukung pertumbuhan ekonomi daerah tersebut. Karenanya Pemerintah Daerah Xinjiang mengundang pelaku usaha dan investor Indonesia untuk menanamkan modalnya serta berdagang dengan counterpart di Xinjiang, utamanya dengan memanfaatkan kesamaan kekayaan alam, budaya dan agama yang dimiliki kedua provinsi.

Dubes RI menyambut baik undangan tersebut dengan menyatakan bahwa Indonesia ingin belajar dan turut menikmati kesuksesan yang telah diraih oleh Pemerintah Provinsi Xinjiang. Dengan GDP mencapai sekitar US$ 200 milyar dan volume perdagangan luar negeri mencapai US$ 25,2 milyar pada tahun 2012 lalu, Provinsi Xinjiang memiliki potensi kerja sama ekonomi yang cukup menjanjikan. Namun demikian, volume perdagangan antara RI dengan Xinjiang masih relatif kecil dan belum menggambarkan potensi yang ada. Ekspor Xinjiang ke RI tercatat kurang US$ 100.000, dengan komoditi ekspor utama Xinjiang adalah yeast, benang katun, dan kain tenun, sementara komoditi impornya adalah pakaian wanita, scarf, dan gorden.

Dengan merujuk kepada jumlah penduduk Indonesia yang relatif besar (240 juta penduduk), diharapkan Xinjiang dapat meningkatkan ekspor ke Indonesia khususnya di komoditi benang kapas dan buah-buahan kering. Selain itu potensi wisata muslim di Xinjiang juga cukup besar dimana terdapat lebih dari 40 tempat tujuan wisata di Xinjiang dapat dikunjungi oleh wisatawan Indonesia. Sebaliknya Indonesia juga memiliki 16 destinasi wisata utama yang didalamnya terdapat Taman Laut Bunaken dan Wakatobi yang sangat indah dan menjadi kebanggaan masyarakat Sulawesi.

Dubes RI mengharapkan agar berbagai potensi kerja sama Indonesia dan China semakin diperluas, baik di bidang perdagangan, investasi, dan pariwisata, melalui program TTI kali ini. Selain itu, Perwakilan RI di RRC juga mendorong penadatanganan perjanjian kerjasama (Memorandum of Understanding) terkait Sister Province antara Xinjiang dengan Provinsi Sulawesi Barat, dan mengharapkan kiranya implementasi kerja sama sister province antara kedua provinsi dapat semakin menghangatkan dan mengeratkan hubungan kedua provinsi, dan pada gilirannya kedua negara.(DRA)

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.