Friday, June 21, 2013
Momentum untuk mewujudkan 'the Indonesian dream'
Demikian disampaikan Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti dalam temu masyarakat yang diadakan oleh KBRI Beijing pada tanggal 19 Juni 2013, di Ruang Rapat KBRI Beijing. Acara temu masyarakat dengan tema 'Prospek Indonesia setelah Pemilu 2014' dihadiri oleh puluhan warga negara Indonesia yang terdiri dari pelaku bisnis, mahasiswa, akademisi, pemerhati bidang perekonomian, serta diaspora Indonesia di Beijing.
Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti lebih lanjut mengulas prospek Indonesia dari tiga perspektif yakni geografis, demografis dan historis. Secara geografis Indonesia dilalui oleh tiga Sea Lanes of Communication (SLOC) atau jalur transportasi laut internasional yang sangat strategis, terutama Selat Malaka. Selain itu Indonesia memiliki kekayaan alam dan sumber energi berlimpah. Karenanya Indonesia memiliki peranan penting dalam menjaga kestabilan kawasan dan tidak bisa memihak kepada salah satu major power.
Secara demografis, pada tahun 2010-2050 Indonesia memiliki populasi usia produktif yang sangat tinggi, yang pertumbuhannya akan berhenti di tahun 2050 saat mencapai jumlah penduduk mencapai 300 juta jiwa. Pada periode 'emas' 2010-2050, populasi usia produktif yang cukup tinggi tersebut memiliki dependency ratio yang sangat rendah, domestic saving yang bertambah, dan hampir tidak ada permasalahan terkait supply tenaga kerja. Faktor-faktor tersebut membuat Indonesia memiliki demographic dividend dan pasar yang menarik bagi perusahaan-perusahaan asing. Indonesia harus memanfaatkan momentum ini untuk 'take-off', karena apabila tidak dimanfaatkan secara maksimal maka Indonesia akan menjadi 'weak-giant' selepas tahun 2050.
Terkait konsep historis, Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti mengingatkan bahwa perubahan penting yang dilakukan di Indonesia selalu dilakukan oleh kaum pemuda. Oleh karena itu, pemuda Indonesia perlu bersikap lebih cerdas dan bertanggung jawab di tahun 2014 untuk menentukan pemimpin Indonesia dengan tidak menjadi golongan putih (golput).
Kemudian menanggapi berbagai pertanyaan hadirin, Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti berpendapat bahwa pengelolaan kekayaan alam dan pembangunan di bidang transportasi laut belum maksimal, serta masih terfokus di Pulau Jawa. Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan Public Private Partnership (PPP) merupakan beberapa opsi terbaik yang dapat dijalankan untuk mendorong pembangunan infrastruktur Indonesia.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya sense of justice dan sense of equality dalam pembangunan kawasan di Indonesia. Ia menambahkan bahwa pembangunan Indonesia perlu difokuskan kepada aspek-aspek kesehatan, pendidikan, sarana dan prasarana, serta teknologi. Dengan modal itulah, generasi muda dapat mengembang tugas yang besar untuk mendorong bangsa Indonesia mencapai masa kejayaannya.
Indonesia memiliki modal pembangunan yang sangat baik yakni letak geografis yang strategis, kekayaan alam serta bonus demografi yang positif hingga tahun 2050. Namun momentum untuk mewujudkan 'the Indonesian dream' hanya dapat diraih apabila generasi Indonesia memilih pemimpin yang baik, berperan aktif dalam pembangunan dan terus belajar. setiap pemilihan pemimpin semua nya bilang baik namun ??? anda tahu sendiri lah ???
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.