Dialog Strategis Badan Diplomasi China-Korea Utara kemarin (19/6) digelar di Beijing. Dialog kali ini digelar pada saat krusial, bahwa Korea Utara sedang mengintensifkan tingkat diplomasi, dan memberikan sinyal untuk memperbaiki hubungan dengan negara terkait. Apakah Korea Utara sudah mengubah pendirianntya secara tegas? Para ahli masalah Semenanjung Korea memberi penjelasan yang berbeda.
Direktur Pusat Penelitian Asia Timur Laut Akademi Sosial China, Piao Jianyi mengatakan, Korea Utara berharap dirinya dapat berkembang, tetapi di bawah situasi ekonomi internasional yang dikontrol Amerika, tidak akan mendapat keuntungan apabila selalu berkontrak dengan Amerika. Maka Korut ingin berdialog. Sebelum mengadakan dialog dengan AS, dialog strategis dengan China sangat diperlukan.
Sedangkan Profesor Zhang Liangui dari Sekolah Partai Komunis China berpendapat, langkah diplomasi yang dilakukan Korut sekarang mencerminkan negara itu sedang berencana dalam mengupayakan posisi negara nuklir.
Dia mengatakan, ditinjau dari rancangan keseluruhan diplomasi Korut, dewasa ini Korut sedang mengupayakan memperbaiki hubungan dengan negara terkait dengan syarat memelihara senjata nuklir. Melalui kontak itu pihaknya mendesak negara tersebut mengakui dirinya adalah negara nuklir. Ada orang berpendapat langkah ini menandakan Korut telah mengubah kebijakan luar negerinya dan mengupayakan perundingan perdamaian, karena negara itu mengalami sanksi masyarakat internasional pasca ujicoba nuklir ketiga. Tetapi keputusan itu tidak sesuai dengan tingkah laku Korut. Langkah diplomasi yang dilakukan Korut sekarang telah mencerminkan rencananya dalam mengupayakan posisi negara nuklir .
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.