China tertinggal tapi berusaha untuk mengejar dalam teknologi antariksa.

Kapal antariksa Shenzhou 10 milik China kemarin (13/6) berhasil bersambung secara otomatis dengan laboratorium antariksa Tiangong 1. Dengan demikian, kepala kapal antariksa Shenzhou untuk ketiga kalinya bersambung dengan Tiangong 1 di angkasa luar menyusul Shenzhou 8 dan Shenzhou 9.

Shenzhou 10 mengemban tugas penerbangan antariksa berawak kelima China. Misi ini juga merupakan misi terlama China di angkasa. China sebagai negara yang tertinggal di bidang penerbangan antariksa tengah berupaya untuk terus mengembangkan teknologi antariksa.

China telah mencapai hasil yang baik dalam waktu yang singkat berkat kemajuan di bidang penerbangan antariksa.

Analis dunia berpendapat peluncuran Shenzhou kali ini menunjukkan bahwa China telah menaati prinsip "maju dengan langkah kecil" demi menjamin kesuksesan.

Untuk membangun stasiun angkasa luar, China telah mencurahkan tenaga teknologi yang paling ampuh di dalam negeri. Sebagai sebuah proyek besar yang mencakup banyak bidang iptek, proyek penerbangan antariksa berawak China mencakup delapan sistem, antara lain astronot, penerapan ruang angkasa, kapal antariksa dan roket dan meliputi banyak bidang iptek. Dalam proses pelaksanaan proyek penerbangan antariksa berawak, ribuan lembaga di seluruh negeri bersatu dan menunjukkan keunggulan sistem Sosialis.

China menempuh jalan pemanfaatan angkasa luar secara damai. Bangsa China sejak zaman dahulu mencintai perdamaian dan pembangunan China selalu memiliki tujuan damai termasuk penerbangan antariksa berawak.

Tujuan pengembangan penerbangan antariksa berawak China ialah mengembangkan dan memanfaatkan secara damai angkasa luar demi menyejahterakan manusia. Sejak dilaksanakannya proyek itu, China di atas dasar bebas merdeka aktif mengadakan kerja sama dengan berbagai negara dan daerah di dunia di bidang penerbangan antariksa berawak dan bersama mendorong kemajuan teknologi penerbangan antariksa di dunia.