Turki dan Indonesia telah menandatangani perjanjian untuk bersama-sama mengembangkan tank menengah dan perangkat komunikasi dan juga untuk menjalin kerjasama yang lebih erat, serta untuk memfasilitasi sangat dibutuhkan transfer teknologi (ToT) bagi perusahaan pertahanan Indonesia, asisten Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) untuk kerjasama, Silmy Karim, mengatakan kesepakatan ditandatangani siela-sela pameran International Defense Industry Adil 2013 (IDEF) di Istanbul Turki.
Dia mengatakan bahwa perjanjian pertama akan melihat kerjasama antara Sistem Pertahanan FNSS (Turki) dan pembuat senjata BUMN PT Pindad (Indonesia) untuk merancang dan memproduksi tank menengah sedangkan perjanjian kedua antara Aselsan dan BUMN pembuat elektronik PT LEN untuk membuat perangkat komunikasi.
"Kerja sama dengan Turki adalah langkah maju lain. Kami juga akan menjalin kerjasama dengan negara lain, "kata Karim. "Kami sudah bekerja sama dengan Korea Selatan," tambahnya. Ini termasuk menghentikan program jet tempur KFX / IFX dan rencana untuk membangun kapal selam di Indonesia menggunakan keahlian Korea Selatan.
Karim mengatakan UU No 16/2012 tentang industri pertahanan membuka jalan bagi kerjasama dengan negara-negara asing untuk membantu meningkatkan kemampuan perusahaan pertahanan dalam negeri.
dengan China kerjasama di lakukan dalam memproduksi rudal anti kapal C-705 termasuk juga
tahap reverse engineering.
Dalam hubungannya dengan IDEF itu, kedua negara juga melakukan pertemuan bilateral mengenai kerjasama industri pertahanan, kata direktur Departemen Pertahanan : Pos Hutabarat. "Kami memilih Turki karena memiliki industri pertahanan yang cukup maju," katanya.
Pos mengatakan bahwa tiga sampai empat tahun yang diperlukan untuk mengembangkan tank, tiga sampai lima tahun untuk mengembangkan rudal dan 10 sampai 15 tahun untuk jet tempur.
Turut hadir dalam pertemuan adalah Departemen Pertahanan & industri teknologi yaitu direktur Komodor Udara Darlis Pangaribuan, yang mengatakan kerjasama FNSS-Pindad akan terdiri dari tiga tahap dalam waktu sekitar tiga tahun.
"Tahap pertama akan melihat kedua perusahaan yang mengajukan proposal kerja sama yang diperlukan untuk merancang dan bersama-sama memproduksi tank," katanya, menambahkan bahwa dana akan datang dari kedua pemerintah.
Karim mengatakan kerjasama pembuatan tank yang dibutuhkan untuk menguasai & melacak sistem propulsi untuk kendaraan lapis baja, sementara Pindad telah menguasai sistem propulsi roda.
Dia menambahkan skema tank akan mirip dengan pesawat-CN 295 pesawat transportasi yang diproduksi bersama oleh Airbus Military yang berbasis di Spanyol, "dalam membeli sistem senjata, kami membutuhkan bukan hanya produk akhir, tetapi juga proses ToT," katanya.
"Dengan UU Industri Pertahanan, kita akan mendapatkan produk, pajak, penciptaan lapangan kerja dan teknologi." Karim mengatakan bahwa sumber teknologi dari beberapa negara tidak akan menciptakan apa yang disebut mimpi buruk logistik tetapi akan membantu semangat kemerdekaan dalam membuat senjata.
Sementara itu, Pos mengatakan Indonesia telah mengajukan amandemen kontrak untuk Daewoo Shipbuilding dan Marine Engineering (DSME) untuk memungkinkan kapal selam yang akan dibangun dari awal di Indonesia, bukan hanya merakit bagian-bagian yang diproduksi di Korea Selatan.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.