Duta Besar RI untuk RRC merangkap Mongolia Imron Cotan dan Ketua Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) Isran Noor, pada Jum'at pagi (24/05) memberikan kuliah umum kepada para peserta seminar dengan topik utama 'sustainable economy', di Aula Serba Guna, KBRI Beijing.
Selain dihadiri oleh para mahasiswa yang tergabung di dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia China (PPIT), seminar tersebut juga dihadiri oleh wakil-wakil mahasiswa yang tergabung di dalam Perhimpunan Pelajar Dunia (PPID) dari Perancis, Malaysia, Thailand, Taiwan, dan Filipina. Hadir pula anggota DPR-RI Albert Yaputra, Plt. Bupati Boven Digoel Yesaya Merasi, Bupati Kepahiang Bando Amin, Pemimpin Redaksi Rakyat Merdeka Teguh Santosa, serta para staf KBRI Beijing.
Dalam paparannya, Dubes RI menekankan bahwa keputusan Pemerintah RI di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menerapkan 'blue economy' dan 'low-carbon economy' adalah sangat tepat, mengingat program pembangunan yang semata-mata menekankan pertumbuhan ekonomi telah terbukti mengkompromikan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan rakyat.
Pembelajaran dari pengalaman China di dalam membangun perekonomian yang bertumpu semata-mata pada pertumbuhan ekonomi tiga dekade terakhir ini ternyata terbukti pada tataran tertentu telah merusak lingkungan dan kualitas hidup rakyatnya. Hal tersebut telah mendorong Pemerintah RRC untuk mengalokasikan dana sebesar US$ 473.1 milyar untuk lima tahun ke depan (2011 – 2015) guna menembangkan enerji bersih dan terbarukan, sehingga pembangunan nasionalnya berjalan dengan baik, sementara kelestarian lingkungannya tetap terjaga.
Hal ini perlu diteladani Indonesia, senada dengan anjuran di dalam agama Islam yang menyatakan: 'belajarlah sampai ke negeri China".
Selanjutnya Dubes RI menekankan bahwa Indonesia harus segera mengantisipasi kedatangan suatu masa dimana sumber-sumber enerji berbasiskan fosil (minyak dan batu bara) akan berakhir. Untuk itu, Indonesia perlu segera tidak hanya mengembangkan enerji bersih dan terbarukan, tetapi juga menyiapkan para pakar tangguh di bidang tersebut, agar pembangunan nasional dapat dilakukan secara berkelanjutan di masa mendatang.
Sementara itu, Ketua APKASI, Isran Noor, dalam kuliah umumnya menekankan pentingnya penumbuh-kembangan rasa nasionalisme, cinta tanah air, serta etika berbangsa dan bertanah-air sebagai salah-satu modal kuat untuk melanjutkan pembangunan nasional.
Isran Noor juga menekankan bahwa kekayaan alam Indonesia yang tidak akan habis hingga beratus tahun yang akan datang harus dimanfaatkan secara bijak, seraya tetap menjaga lingkungan agar generasi penerus dapat terus menikmatinya di masa mendatang.
Beberapa peserta menyinggung mengenai pemanfaatan jual-beli emisi karbon oleh negara-negara berkembang serta proses 'transfer of knowledge/technology' dari negara maju kepada negara berkembang, guna menopang pembangunan berkelanjutan.
Seminar di atas merupakan bagian dari kegiatan 'Jiayou Indonesia' (Majulah Indonesia) yang diselenggarakan oleh PPIT di Universitas Peking, Beijing, 24 – 25 Mei 2013.
Selain Dubes RI Beijing dan Ketua APKASI Isran Noor, Menteri Badan Usaha Milik Negara, Dahlan Iskan, Wakil Ketua DPR-RI Sohibul Iman, dan Pemimpin Redaksi Harian Rakyat Merdeka Teguh Santosa juga tercatat akan memberikan paparan.
Sebagai penutup rangkaian acara akan ditampilkan 'Indonesian Cultural Night and Arts Festival', yang dimeriahkan antara lain oleh tim-tim kesenian dari Kabupaten Boven Digoel ,Papua, dan Kabupaten Kutai Timur. (Sumber: KBRI Beijing)
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.