Atase Perdagangan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beijing Marolop Nainggolan mengatakan kehadiran produk Indonesia di China masih sangat terbatas. Bandingkan saja dengan produk China yang telah membanjiri pasar Indonesia.
Marolop berharap media di Indonesia dapat memainkan peranan yang lebih besar dalam mempromosikan produk Indonesia di China. Namun, seorang wartawan Indonesia mengatakan tidak setuju dengan pendapat itu. Sebaliknya, ia berpendapat mempromosikan Indonesia ke China adalah tugas pemerintah Indonesia.
"Kami tidak bertugas untuk mempromosikan Indonesia di sini (China). Itu adalah tugas pemerintah untuk membuat promosi-promosi itu, seperti yang dilakukan pemerintah China di Indonesia. Saya pernah menghadiri pameran-pameran produk dari Guangzhou dan Shenzhen di Indonesia. Saya tidak mengenal produk China dari wartawan atau dari media China,"ujarnya di sela seminar bertajuk "Peran Media dalam Meningkatkan Hubungan Rakyat Indonesia-China" di Beijing beberapa waktu lalu.
Namun, Profesor Dr. Eddy Prabowo dari Beijing Foreign Studies University berpendapat bahwa media, pemerintah dan swasta sama-sama memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan ekspor Indonesia ke China. Ia mengatakan dengan adanya sumber daya yang melimpah dan ditambah oleh kolaborasi inovasi produk antara pihak swasta dan pemerintah, maka produk Indonesia pasti akan terbuka luas.
"Kerja sama antara pemerintah dan swasta harus sinergis, lalu ditambah dengan dukungan dari media massa yang berperan untuk memperlihatkan peluang yang ada di seluruh dunia. Nah, kemudian ditambah lagi dengan dukungan pemerintah. Peluangnya banyak!"ujar Eddy.
Ia mengatakan sampai saat ini, produk Indonesia belum dapat menggempur pasar China secara sistematis. Ia menambahkan bahwa pemerintah Indonesia sebaiknya belajar dari pemerintah China yang dinilai sangat mendukung usaha masyarakat.
"Dukungan itu diwujudkan dalam bentuk pemerintah yang bertindak sebagai marketing. Misalnya jika pergi ke negara lain, produk-produk dalam negeri dipasarkan. Bagaimana dengan kita?" ujar Eddy. "Selama ini di Indonesia semuanya berjalan sendiri-sendiri. Kita semua harus sinergis."
Harga produk China yang murah memang adalah daya tarik utama pelaku bisnis di Indonesia.
Sedangkan, eksportir Indonesia menghadapi banyak tantangan untuk memasuki pasar China. Beberapa di antaranya adalah hambatan nontarif dan juga ketidaktahuan mereka terhadap kebutuhan pasar tersebut.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Adhi Lukman mengatakan produk makanan dan minuman Indonesia yang ingin dipasarkan di China harus melewati berbagai tahap yang rumit dan panjang.
Adhi juga mengatakan ekspor unggulan produk makanan dan minuman Indonesia ke China adalah kopi, cokelat makanan ringan dan makanan penutup. Sementara itu, menurut Deputy General Manager of Guangdong Foodstuffs Importer and Exporter, Du Xu, produk dengan pasang pasar berpotensi tinggi di China adalah minyak goreng, snack, biskuit, kacang-kacangan, jus, dan susu kemasan.
Volume perdagangan Indonesia-China tahun lalu telah mencapai $66 miliar atau naik 9,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan itu sebagian disebabkan oleh pemberlakukan perjanjian perdagangan bebas (FTA) ASEAN-China pada 1 Januari 2010.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.