Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe secara terbuka menyangkal sejarah agresi Jepang dalam Perang Dunia Kedua setelah ia dan 168 anggota parlemen Jepang mengunjungi kuil perang kontroversial Yasukuni di pusat kota Tokyo.
Shinzo Abe mengatakan kunjungannya ke Kuil Yasukuni adalah hal yang "rasional." Pernyataan Abe tersebut telah mengundang kecaman keras dari beberapa negara.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Selatan (Korsel) Cho Tai-young mengatakan bahwa pemerintah Korsel selalu berpegang pada prinsip "tidak kompromi." Ia juga meminta Jepang untuk tidak memutar balikkan sejarah.
Korsel berpendapat hari depan yang baru dalam hubungan Korsel dan Jepang bermula pada pandangan sejarah pemimpin Jepang yang tepat. Presiden Korsel Park Geun-hye mengatakan akan sulit untuk memperbaiki hubungan antara kedua negara di masa depan jika tidak menjadikan pengenalan sejarah yang tepat sebagai prasyarat.
Harian Democratic Korea di Korea Utara kemarin (28/4) mengatakan pemerintah Abe lebih konservatif dibandingkan dengan pemerintahan Jepang sebelumnya. Abe secara terang-terangan menghasut agresi militerisme di luar negeri, serta merevisi dan menyusun undang-undang perang sambil menyangkal sejarah agresi.
Harian Washington Post dalam artikelnya Sabtu lalu mengatakan, "masyarakat umum dapat menelusuri kembali sejarah. Jepang pernah mengagresi Semenanjung Korea, Indonesia, Malaya, Mancuria dan provinsi lainnya di China. Selama puluhan tahun terakhir, Jerman telah mengakui sejarah dan kekalahannya dalam Perang Dunia Kedua sehingga meningkatkan kedudukannya di Eropa. Sedangkan bagi sebagian warga Jepang, kenapa sulit untuk mengakui kenyataan itu? "
Kantor Berita Kyodo Jepang dengan mengutip diplomat AS mengatakan pemerintah Amerika Serikat (AS) secara informal menyatakan keprihatinannya kepada pemerintah Jepang terhadap pernyataan Abe dan kunjungan anggota kabinet Jepang ke Kuil Yasukuni. AS bependapat hal itu mungkin akan membawa pengaruh terhadap situasi di Asia Timur dan membawa dampak negatif terhadap hubungannya dengan negara-negara tetangga.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying dalam jumpa pers Kamis lalu mengatakan kunjungan Abe ke Kuil Yasukuni mencerminkan pandangan pemerintah Jepang mengenai sejarah agresinya terhadap negara-negara tetangga di Asia. Jepang tidak dapat keluar dari bayangan gelap sejarah apabila mencoba menyangkal hasil Perang Dunia Kedua dan tata tertib internasional pasca perang.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.