Berkenaan dengan AS yang mengirim pesawat pembom siluman B-2 dalam latihan militer di Korea Selatan, Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jung Eun dini hari memanggil sidang dan menginstruksikan agar peluru kendali strategis Korea Utara sudah bersiaga.
Diberitakan, AS baru-baru ini mengirim pesawat pembom strategis siluman B-2 dari Pangkalan Angkatan Udara Whiteman Negara Bagian Missouri untuk ikut serta dalam latihan militer di Korea Selatan setelah mengirim pesawat pembom strategis B-52, dan dengan terang-terangan mengdakan latihan untuk menggempur target darat Korea Utara. Menghadapi situasi yang serius itu, Pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jung Eun hari ini membuka rapat di Markas Besar Tertinggi dan mengizinkan rencana penggempuran pasukan rudal strategis Tentara Rakyat agar menghantam pangkalan tentara AS di AS dan pangkalan militer AS di Samudera Pasifik termasuk Hawaii dan Guam kapan saja.
Kantor KCNA melaporkan, pemerintah, partai dan lembaga Korea Utara dalam pernyataan khusus hari ini (30/3), mengumumkan bahwa hubungan Korut-Korsel memasuki keadaan masa perang, dan semua masalah antara Korut dan Korsel akan ditangani menurut keadaan masa perang.
Pernyataan mengatakan, kondisi "tidak berperang juga tidak berdamai" di Semenanjung Korea kini telah berakhir. Dalam syarat kekuatan bersenjata revolusioner Korea Utara memasuki aksi militer riil, hubungan Korut-Korsel secara otomatik memasuki keadaan masa perang. Kalau terjadi perbuatan provokatif apapun yang merugikan kehormatan dan kedaulatan Korea Utara, Korea Utara akan tidak memberitahukan terlebih dulu dan segera dengan tak kenal ampun memberikan tanggapan dengan aksi fiskal.
Dibidang Kerjasama Ekonomi Korut dan Korsel
Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK atau Korea Utara) mengancam pada hari Sabtu untuk menutup sebuah kawasan industri bersama dengan Korea Selatan jika yang pemerintah Korsel terus menghina martabat DPRK / Korea utara, kantor berita resmi KCNA melaporkan.
"Kami akan menutup zona tanpa ampun jika Korea Selatan terus menodai citra DPRK," dikutip kantor berita KCNA pernyataan dari Biro Pusat untuk Pembangunan Zona ekonomi Khusus Kaesong, mengatakan.Kawasan industri, yang terletak di kota perbatasan Kaesong DPRK, dibangun pada tahun 2004 menjadi rumah sekitar 120 perusahaan Korea Selatan yang mempekerjakan sekitar 50.000 pekerja Korea utara.
Pengumuman itu terjadi hanya beberapa jam setelah DPRK mengatakan telah memasuki "keadaan perang" melawan Korea Selatan, yang sekali lagi meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea setelah Pyongyang melakukan uji coba nuklir ketiga pada 12 Februari lalau sebagai tindakan balasan terhadap latihan militer gabungan AS-Korea Selatan