Friday, July 13, 2018

Mengapa Jepang begitu bersemangat untuk bergabung dengan NATO?

Pertemuan Organisasi militer Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di mulai di Brussels, ibu kota Belgia. Kabar bahwa pemerintah Jepang akan mendirikan kantor perwakilan untuk NATO di Brussels menarik banyak perhatian sebelum KTT.

Dalam beberapa tahun terakhir, Jepang telah secara aktif memperkuat kerja sama dengan NATO melalui berbagai cara.

Analis percaya bahwa Jepang berusaha untuk menggunakan organisasi militer untuk memperkuat koordinasi dan kerjasama dengan AS dan negara-negara besar di Eropa. Pada saat yang sama, Jepang juga mengambil keuntungan dari kerja sama tersebut untuk mempromosikan kebijakannya sendiri.

Informasi yang diberikan oleh pejabat NATO menunjukkan bahwa Jepang dan NATO telah mengadakan pembicaraan tingkat tinggi sejak tahun 1990-an.

Jepang telah meningkatkan frekuensi kontaknya dengan NATO secara signifikan setelah Shinzo Abe menjabat. Ini telah memperkuat pertukaran kunjungan tingkat tinggi dengan NATO, dan juga mempertahankan komunikasi tentang masalah keamanan termasuk masalah nuklir di Semenanjung Korea, pertahanan rudal, dan anti-pembajakan. Kedua pihak juga telah melakukan beberapa kerjasama khusus seperti dukungan Jepang untuk operasi NATO di Afghanistan.

Meskipun jarak geografis, pemerintah Abe telah berusaha sangat keras untuk menjadi lebih dekat dengan NATO. Jepang memiliki niatnya sendiri karena berusaha memperkuat keamanannya dengan memperluas kerja sama dengan NATO, dan memperluas pengaruhnya dengan bantuan platform militer ini.

AS dan negara-negara Eropa utama adalah semua negara anggota NATO. Kerja sama Jepang dengan organisasi militer ini akan membantu memperoleh lebih banyak informasi terkait dengan sejumlah masalah keamanan dan membuka lebih banyak saluran untuk komunikasi dan koordinasi dengan AS dan Eropa. Ini juga akan membawa lebih banyak alasan bagi Pasukan Bela Diri Jepang (JSDF) untuk "go global."

Yang lebih penting adalah bahwa Jepang juga memperlakukan NATO sebagai platform penting untuk mempromosikan kebijakannya sendiri ke negara-negara Barat, dalam upaya untuk mempengaruhi opini publik internasional.

Menurut laporan media, Abe awalnya merencanakan untuk menyebutkan tantangan keamanan di Asia selama pidatonya di KTT NATO, tetapi terpaksa membatalkan kunjungan karena hujan lebat di Jepang.

Dari perspektif NATO, mengembangkan hubungan dengan Jepang juga memenuhi kepentingan mereka sendiri.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyambut perwakilan Jepang untuk NATO dan mengatakan bahwa langkah itu "menunjukkan hubungan kerjasama yang solid antara NATO dan Jepang."

Meskipun Jepang bermaksud untuk memenangkan NATO, dan itu memang menerima respon positif dalam melakukannya, masih ada hambatan untuk pengembangan hubungan yang mendalam antara kedua belah pihak.

Pertama, NATO telah memfokuskan kembali strateginya pada keamanan Eropa dan minatnya dalam ekspansi global dan tindakan ekstra teritorial secara bertahap telah melemah setelah krisis Ukraina pada tahun 2014. Kedua, NATO masih didominasi oleh AS.

Analis percaya bahwa Presiden Donald Trump telah berulang kali mengkritik NATO sejak ia berkuasa tahun lalu, yang telah membayangi masa depan organisasi militer dan membuat impian Jepang untuk menjadi anggota NATO sulit diwujudkan.

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.