Kerjasama sains dan teknologi antara China dan Jerman telah disorot sebagai titik kuat hubungan antara kedua negara selama kunjungan Perdana menteri China Li Keqiang di Jerman.
Li dan mitranya dari Jerman, Angela Merkel, memimpin bersama putaran kelima konsultasi antar pemerintah dan sepakat untuk memperkuat kerja sama dalam inovasi ilmiah dan teknologi.
Tahun ini juga menandai ulang tahun ke-40 penandatanganan Perjanjian Kerjasama Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China-Jerman, yang selama empat dekade terakhir menjadi sumber utama kolaborasi.
Karena kedua negara mengadopsi rencana aksi bersama yang dikenal sebagai 'membentuk inovasi bersama' pada tahun 2014, mereka telah memajukan ikatan di bidang-bidang seperti pengobatan molekuler, mobilitas hijau, air bersih dan manufaktur cerdas.
Sementara itu, lembaga penelitian dan bisnis dari kedua negara juga telah bekerja sama erat sehingga hasil penelitian dapat dengan cepat diterapkan pada produksi.
Zhang Jianwei, direktur TAMS, pusat penelitian kecerdasan buatan (AI) di Universitas Hamburg Jerman, mengatakan kerjasama pada AI menjanjikan dan akan mempengaruhi berbagai bidang lain seperti pendidikan, kesehatan, sistem cerdas dan robotik.
Li Zhenguo, kepala perusahaan fotovoltaik LONGi Green Energy Technology, mengatakan ada potensi besar bagi China dan Jerman untuk bekerja sama dalam industri tenaga surya, mengingat rencana ambisius mereka untuk berubah menjadi energi bersih.
"Jerman telah memberikan kontribusi besar untuk industri. Dengan evolusi teknologi dan pengurangan biaya material, energi matahari mungkin menjadi sumber listrik termurah di masa depan dan bermanfaat bagi ekosistem dunia," kata Li.
Tim peneliti yang dipimpin oleh Werner Hurenbach, profesor di Dresden University of Technology Jerman, telah membangun pusat penelitian bersama dengan perusahaan manufaktur lokomotif China CRRC dan cabang kendaraan listrik dari pembuat mobil BAIC yang berbasis di Beijing.
Banyak terobosan teknologi yang telah dicapai sejak itu, misalnya, kendaraan rel pertama di dunia dengan struktur serat karbon.
"Hasilnya telah menunjukkan bahwa model kerjasama kami telah berhasil dan demonstratif di berbagai industri di dalam dan di luar negeri," kata Hurenbach.
"Dengan hampir empat dekade saya bekerja sama dengan pihak China, saya sangat percaya bahwa keberhasilan kami dalam kerjasama teknologi didasarkan pada saling percaya dan manfaat. Saya sepenuhnya yakin tentang prospek kerjasama lebih lanjut di bidang sains dan teknologi di masa depan," dia kata.
Menurut Huang Wei, kepala produsen baterai Contemporary Amperex Technology GmbH (Jerman), perusahaan ini mengembangkan baterai lithium masa depan dalam kemitraan dengan pembuat mobil Jerman BMW dan Volkswagen, serta beberapa lembaga akademis.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.