Saturday, October 1, 2016

Presiden Filipina : Latihan militer terakhir antara Filipina dan AS

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte menyatakan latihan militer bersama antara tentara Filipina dengan Amerika Serikat (AS) pada minggu depan adalah yang terakhir antara kedua negara sekutu dekat.

Berpidato pada komunitas Filipina di sebuah hotel di Hanoi ketika melakukan kunjungan dua hari ke Vietnam, kemarin, Duterte pemberitahuan untuk memberitahu AS bahwa ini adalah latihan militer bersama yang terakhir menyusul penolakan Beijing untuk melihat terulangnya pelatihan semacam itu. Namun, ia mengklaim, Manila akan mempertahankan hubungan militer dengan Washington karena termaktub dalam Perjanjian Pertahanan Bersama AS-Filipina yang ditandatangani antara kedua negara pada 1951, dan sementara itu, negaranya pun tidak akan ketinggalan dalam menciptakan perdagangan baru dan kesepakatan komersial dengan China dan Rusia. Selain itu, Duterte juga berjanji bahwa patroli bersama oleh militer Filipina dan AS di Laut China Selatan tidak akan diteruskan lagi karena Manila tidak ingin meningkatkan ketegangan di wilayah maritim bersangkutan.

Dikatakan, Latihan Pendaratan Amfibi Filipina-AS (Phiblex) yang dijadwalkan berlangsung mulai 4 sampai 12 Oktober depan di Filipina merupakan yang pertama semenjak Duterte menjabat pemimpin nomor satu negara tersebut pada akhir bulan Juni lalu.

Namun, Asisten Urusan Keamanan Nasional Filipina mengatakan, latihan militer bersama yang disepakati oleh pemerintahan terdahulu akan dilanjutkan sampai 2017. Menurutnya, setelah 2017, barulah kedua negara mengevaluasi kembali apakah perlu untuk melanjutkan lagi latihan militer tersebut. Apa yang dimaksudkan Duterte adalah ia melihat tidak perlu lagi latihan militer bersama antara kedua negara yang diadakan selama tahun ini.

Seorang pakar dari Akademi Sains dan Sosial China, Yang Danzhi berpendapat, Duterte bersifat lebih emosional ketika mengeluarkan kata-kata yang pedas sebagai respon terhadap intervensi AS dalam urusan internal negara itu. Apa yang dikatakannya untuk mengakhiri latihan militer dengan AS hanya sekadarkan membawa tekanan baru dan menyinggung sekutunya. Menurut Yang, pemimpin celopar mulut itu mustahil mengeluarkan diri dari mekanisme kerjasama pertahanan yang dibuat Filipina-AS sejak sekian lama, sebaliknya latihan militer bersama tersebut akan diteruskan lagi. Biarpun Duterte menunjukkan komitmen yang tinggi untuk memperbaiki hubungan dengan China, namun tekanan internal dan eksternal menyebabkan ia ragu ketika menerapkan kebijakan luar untuk mempertahankan dan memperkuat hubungan dengan Beijing. Inilah karena ia menginginkan lebih banyak manfaat dari hasil kerjasama ekonomi dengan China, di samping mengehendaki perlindungan AS dari segi politik dan keamanan. CRI

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.