Thursday, September 15, 2016

Kaum etnis Utsul yang bermukim di pulau Hainan - China

Kaum Utsul adalah salah satu kelompok minoritas yang tinggal di ujung selatan Pulau Hainan di selatan China yang dekat dengan kota Sanya.

Dikatakan, kaum ini merupakan keturunan pengungsi Cham yang melarikan diri dari tanah air mereka, yaitu di negeri Melayu Champa (sekarang terletak di selatan Vietnam) untuk menghindari serangan kaum Vietnam.

Jika dikaji dari segi sejarah, setelah Kaisar raja Champa yang bernama Indrawarman IV, naik tahta kerajaan yang kemudian dirampas oleh orang Vietnam bernama Luu Ky-Tong pada 986 Masehi.

Tindakan itu di tentang oleh penduduk Champa, namun mereka tidak sanggup melawan orang Vietnam yang jauh lebih banyak dan kuat.

Jadi, banyak dari mereka bermigrasi ke Hainan dan Guangdong di selatan China untuk mencari perlindungan.

Pada tahun yang sama, di bawah pimpinan Pu Lo E, ratusan orang Champa bermigrasi ke Hainan.
Setelah itu, pada 987 dan 988 Masehi, dua rombongan lagi yang masing-masing dipimpin oleh Li Nian Bing dan Hu Xuan tiba di Guangdong. Ketiga tokoh tersebut adalah penganut Islam.

Pengungsi Cham yang melarikan diri ke Pulau Hainan merupakan golongan pedagang, sementara sebagian besar yang lain melarikan diri ke negara tetangga, yaitu Kamboja dan sebagian kecil tiba di Semenanjung Tanah Melayu.

Saat ini, masih belum diketahui bagaimana nama pengungsi Cham itu berubah menjadi Utsul di Pulau Hainan.

Pemerintah China menempatkan kaum Utsul sekelompok dengan etnis Hui, mengingat kaum Utsul menyamai etnis Hui yang menganut agama Islam.

Namun, dari laporan Hans Stübel, seorang anggota Etnografi dari Jerman, yang pernah menemukan mereka pada tahun 1930-an, memberi tahu bahwa bahasa yang digunakan oleh kaum Utsul tidak memiliki kaitan sama sekali dengan setiap bahasa yang dituturkan di wilayah-wilayah lain di China.

Masyarakat Utsul ini bertutur dalam bahasa Tsat, yaitu bahasa yang tergolong dalam rumpun bahasa Austronesia.

Pada saat ini, jumlah kaum Utsul diperkirakan sekitar 5.000 orang saja.

Related Posts:

  • Gyantse Dzong Gyantse Dzong (yang juga disebut sebagai Benteng Gyantse) adalah salah satu benteng dzong terbaik di Tibet. benteng Gyantse Dzong telah berdiri di atas kota Gyantse selama sekitar 700 tahun atau lebih. arsitektur Dzong dapa… Read More
  • Berwisata ke tempat-tempat penting dari tentara merah China Turis berjalan di atas Luding Bridge melintasi Sungai Daduhe di kabupaten Luding, Provinsi Sichuan barat daya China, Luding Bridge, dibangun tahun 1705 zaman Dinasti Qing (1644-1911), adalah tempat yang pe… Read More
  • Desa kuno Kaiyangbu yang berusia 2000 tahunFoto yang menunjukkan dinding Kaiyangbu Village di kabupaten Yangyuan, Provinsi Hebei China utara. Kaiyangbu Village, dengan panjang 350 meter dari barat ke timur dan 210 meter dari selatan ke utara, adalah sebuah desa kuno d… Read More
  • Menikmati makanan Kebab di Jalan Wangfuijing - BeijingWangfuijing Snack Street, salah satu jalan makanan ringan terkenal di Beijing. dan salah satu makanan ringan yang paling terkenal adalah Kebab terbuat dari daging, sebagian besar dari daging babi, ayam, sapi dan domba. Dagi… Read More
  • Pertunjukan air Mancur musikal di kota JinanWarga melihat air mancur musikal besar di Quancheng Square di Jinan, ibukota Provinsi Shandong, China timur, Adegan air mancur musikal telah menarik banyak pengunjung selama liburan Hari Nasional. … Read More

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.