Pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Negara-negara 20 (KTT G-20) di Hangzhou, Zhejiang, China, pada 4-5 September 2016, Melansir situs The Guardian, pertemuan yang diadakan di pusat konvensi spektakuler seluas 850 ribu meter persegi, atau yang disebut-sebut sebagai bangunan terbesar di wilayah itu.
Selain itu, biaya pembangunan gedung pertemuan ini diperkirakan mencapai 8 miliar yuan (Rp16 triliun). Ketua Partai Komunis China di provinsi Zhejiang, Zhao Yide, menuturkan, sebuah spanduk merah dipasang di lingkungan kumuh yang lokasinya tak jauh dari tempat KTT berlangsung.
Yide meminta warga untuk membersihkan tikus, kecoa, nyamuk, dan bahkan lalat di sekitar lingkungan.
Tak hanya itu, pemerintah daerah juga meminta berbagai pihak untuk membantu menanam pohon, memperbaiki pabrik, membangun jalan raya dan rumah baru untuk memastikan para tamu negara yang hadir memberikan kesan positif.
Tim konstruksi juga telah merombak beberapa daerah kumuh dalam beberapa bulan terakhir dengan membuka jalan, menggali selokan, serta membangun rumah susun tiga lantai bagi 6.800 jiwa.
"Kami akan menggunakan kesempatan ini untuk melanjutkan pengembangan kota ke tahap berikutnya," ungkap Yide.
Dampak dari pertemuan tingkat tinggi ini juga dirasakan di wilayah lain sekitar Zheijang. Ningbo misalnya, sebuah kota pelabuhan yang jaraknya 150 kilometer sebelah timur Hangzhou, secara rutin dilalui helikopter di atas pabrik-pabrik guna memeriksa asap yang berpotensi mencemari lingkungan.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.