Friday, December 18, 2015

Pidato presiden China dalam pembukaan Konferensi Internet Dunia

China meningkatkan tindakan keras terhadap kejahatan dunia maya dan terorisme via internet, dan menyerukan kerjasama internasional di bawah standar universal.

Presiden China Xi Jinping, mengatakan seharusnya tidak ada standar ganda dalam menjaga keamanan cyber.

"Kita tidak bisa hanya memiliki keamanan untuk satu atau beberapa negara, meninggalkan sisanya tidak aman. Ada satu negara disebut  'keamanan mutlak' untuk dirinya sendiri dengan mengorbankan keamanan orang lain," kata Xi dalam pidato kunci pada upacara pembukaan Konferensi Internet Dunia di Wuzhen, Provinsi Zhejiang - China timur.

Xi mengatakan bahwa dunia maya aman, stabil dan makmur adalah penting bagi semua negara, terutama dengan ancaman perang, terorisme dan kejahatan lainnya. Cyberspace, kata dia, tidak harus berubah menjadi medan pertempuran bagi negara-negara untuk bergulat dengan satu sama lain.

"Semua negara harus bergandeng tangan untuk mengekang penyalahgunaan teknologi informasi, menentang menguping Internet dan serangan cyber, dan menentang dunia maya untuk keperluan perlombaan senjata," kata Xi.

Ia mengatakan negara-negara didunia harus bekerja sama untuk mencegah penyalahgunaan dunia maya untuk kejahatan seperti terorisme, kecabulan, perdagangan narkoba, pencucian uang dan perjudian.

Analis percaya pidato Xi mengacu pada perlakuan yang tidak adil yang dialami oleh China selama ini akibat standar ganda yang di terapkan oleh AS.

"Ada dua jenis standar ganda: satu dalam bisnis dan yang lainnya di keamanan nasional," Tang Lan, seorang ahli studi maya di China Institute Hubungan Kontemporer Internasional, mengatakan kepada Global Times.

Perusahaan China seperti Huawei dan ZTE mengalami banyak hambatan ketika mereka mencoba untuk memasuki pasar AS, sedangkan perusahaan teknologi AS seperti Cisco dan Microsoft menghadapi kesulitan lebih sedikit di China. Di sisi lain, pemerintah AS telah aktif mengembangkan kemampuan serangan cyber, tetapi negara-negara lain yang berani untuk meningkatkan kemampuan pertahanan cyber untuk mereka akan disebut "hacker" oleh AS, kata Tang.

Hubungan antara China dan AS tegang tahun ini lebih masalah keamanan cyber dimana pejabat AS menuduh China melakukan beberapa kasus hacking, termasuk pelanggaran informasi tentang pekerja pemerintah AS. Kementerian luar negeri China telah berulang kali menolak tuduhan tersebut.

Keamanan cyber juga salah satu topik utama selama kunjungan Xi ke AS pada bulan September. Kedua pemerintah akhirnya mencapai "pemahaman bersama" untuk mengekang keamanan cyber dan spionase cyber terhadap satu sama lain.

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.