Wednesday, November 18, 2015

DUBES RI : Inovasi akan membantu ekonomi China dalam upaya melintasi "jebakan pendapatan menengah".

Soegeng Rahardjo
Sidang Pleno Ke-5 Komite Sentral Ke-18 Partai Komunis China (PKC) sudah berakhir baru-baru ini, proposal rancangan "Repelita Ke-13" diterima oleh sidang pleno, opini luar negeri menaruh perhatian berkelanjutan. Belum lama berselang, wartawan secara khusus mengadakan wawancara dengan Duta Besar Indonesia untuk China Soegeng Rahardjo. Ia berpendapat, rancangan "Repelita Ke-13" cukup sempurna, inovasi akan membantu ekonomi China dalam upaya melintasi "jebakan pendapatan menengah".

"Repelita Ke-13" merupakan titik kunci sejarah bagi China untuk transformasi ekonomi dan untuk memperdalam reformasi. Soegeng Rahardjo berpendapat, "Repelita Ke-13" cukup sempurna, memperlihatkan target perkembangan China di masa depan di bidang politik sosial dan ekonomi kepada rakyat China dan kepada seluruh dunia. Dalam gagasan inti rancangan tersebut, yang paling penting adalah "penggerak inovasi". Inovasi akan membantu China dalam perkembangan ekonomi pada tahap berikutnya, sekaligus membantu ekonomi China untuk melintasi apa yang disebut "jebakan pendapatan menengah" dalam proses perkembangan.

Soegeng Rahardjo menunjukkan, inovasi merupakan unsur kunci dalam mendorong perkembangan China, khususnya di bidang layanan dan konsumsi. Kini, merek China mendatangkan pengaruh penting bagi industri ponsel pintar dan produk elektronik. Perusahaan raksasa China seperti Alibaba dan Huawei telah mengembangkan teknologi yang jauh mendahului dunia. China sedang dengan sekuat tenaga menginspirasi inovasi di berbagai sistem, mendorong distribusi yang lebih baik dalam mendorong sumber-sumber tenaga kerja, kapital, teknologi dan pengelolaan.

Berbicara tentang target pertumbuhan selama "Repelita Ke-13" China yang menurun sampai 6,5%, Soegeng Rahardjo berpendapat, hal itu akan memungkinkan ekonomi China tumbuh secara berkelanjutan. Kini, ekonomi China sudah menjadi matang dan melangkah ke tahap "normal baru" perkembangan ekonomi. Ia menyatakan yakin, seiring dengan pertumbuhan berkelanjutan ekonomi, China akan menjadi salah satu unsur yang paling penting dalam pertumbuhan ekonomi global.

Menyinggung proposal "satu sabuk satu jalan" yang dicantumkan dalam "Repelita Ke-13", Soegeng Rahardjo menyatakan, China tidak saja adalah negara kuat regional, tetapi juga adalah negara besar di dunia, sejumlah negara termasuk Indonesia berharap China dapat memainkan peranan yang lebih besar di kawasannya, dalam rangka mendorong perdamaian, kestabilan dan kemakmuran. Indonesia menyambut China untuk bekerja sama dengan negara-negara tetangga dalam kerangka "satu sabuk satu jalan", dan berharap proposal tersebut memungkinkan China dan negara-negara lainnya termasuk Indonesia menciptakan peluang perkembangan di atas dasar kerja sama dan mencapai hasil menang bersama.

Soegeng Rahardjo mengatakan, Indonesia senang berpartisipasi dalam pembangunan "jalan sutra maritim abad ke-21", proposal tersebut diharapkan dapat bersambungan dengan terwujudnya program "titik penyangga maritim global" Indonesia, saling mengisi antara kedua negara di bidang ekonomi dapat terwujud dalam proyek konkret, mengintensifkan interkoneksi dan hubungan perdagangan. Karena hal iut bermanfaat bagi kedua negara dan 17.000 pulau dalam wilayah Indonesia, serta bermanfaat bagi Indonesia untuk menghubungi berbagai negara di dunia.

CRI

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.