Friday, November 20, 2015

China Tetap Menjadi Kontributor Utama Ekonomi Dunia

Dalam KTT G-20 di Antalya, Turki, Presiden China Xi Jinping menyampaikan pidato yang berjudul Menciptakan Jalan Pembangunan yang Baru dan Membagi Bersama Hasil Pembangunan. Pidato menunjukkan China berkeyakinan dan berkemampuan untuk memelihara pertumbuhan ekonomi pada laju cepat dan menengah, serta terus menciptakan peluang bagi mancanegara dan mendorong pertumbuhan ekonomi global. Dalam beberapa waktu terakhir, laju pertumbuhan ekonomi China sedikit menurun karena terpengaruh unsur negatif ekonomi dunia dan regulasi makro domestik. Ekonomi China sering kali dijuluki telah memasuki "situasi baru". Laju pertumbuhan ekonomi China pada tiga triwulan awal telah anjlok hingga di bawah 7 persen. Oleh karena itu, argumentasi yang menyebut ekonomi China akan bangkrut semakin marak. Para ahli berpendapat, ekonomi China saat ini masih berperan sebagai kontributor utama ekonomi dunia. Ke depan China akan terus memimpin perkembangan ekonomi dunia dengan berlandaskan teori pembangunannya sendiri.

Rektor Eksekutif Akademi Chongyang di bawah Universitas Rakyat China, Wang Wen berpendapat bahwa dilihat dari berbagai aspek, ekonomi China selalu merupakan penyumbang utama bagi pertumbuhan ekonomi dunia.

Ia mengatakan, pada tahun 2008 hingga 2014, ekonomi China memberikan kontribusi sebesar 30 persen bagi pertumbuhan ekonomi global, atau hampir 40 persen dalam tiga tahun terakhir. Saat ini investasi China di luar negeri telah memberikan kontribusi terbesar bagi ekonomi dunia. Sebelum tahun 2020, China masih akan menanam modal sebesar US$ 5 triliun di luar negeri untuk menciptakan jutaan lowongan kerja. Menurut standar pengentasan kemiskinan PBB, dalam 30 tahun terakhir, China secara akumulatif telah mengentaskan 600 juta orang dari garis kemiskinan, yang merupakan 90 persen dari jumlah total penduduk miskin di seluruh dunia.

Kontribusi China terhadap ekonomi dunia tidak hanya terlihat pada data statistik. Pada akhir bulan lalu, Komite Sentral Partai Komunis China telah mengemukakan usul tentang penyusunan rencana pembangunan lima tahun (Repelita) ke-13. Dalam sidang pleno ke-5 PKT tersebut telah diajukan strategi pembukaan yang saling menguntungkan yaitu mengembangkan ekonomi terbuka di level yang lebih tinggi. Dalam dua tahun terakhir, China telah mengajukan prakarsa tentang pelaksanaan strategi Satu Sabuk Satu Jalan, menginisiatifkan pembentukan Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB), Dana Jalan Sutra dan lain sebagainya. Tindakan-tindakan tersebut telah mempererat hubungan antara negara-negara Asia dan Eropa, bahkan hubungan antara berbagai ekonomi dunia, sehingga telah membawa daya hidup baru bagi pertumbuhan ekonomi global.

Sebagai salah satu negara anggota G-20, China akan berupaya bersama negara-negara anggota lainnya untuk memimpin ekonomi dunia mewujudkan pertumbuhan putaran baru, membangun dan memelihara ekonomi dunia yang terbuka, dan mengambil kebijakan ekonomi makro yang bertanggung jawab guna membawa spillover effect yang positif bagi negara-negara lain dan merealisasi perkembangan inklusif.

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.