Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe akan menyampaikan "Pidato Shinzo Abe" dalam rangka peringatan 70 tahun berakhirnya Perang Dunia II. Pidato tersebut akan disampaikan dalam bentuk resolusi Kabinet pada tanggal 14 Agustus mendatang. Dilihat dari sikapnya terhadap masalah sejarah, perbaikan UUD dan penerapan hak bela diri kolektif, maka masyarakat dapat menarik kesimpulan bahwa Shinzo Abe kemungkinan besar menyampaikan pidato yang kontroversial. Negara-negara Asia yang mengalami agresi Jepang pada masa Perang Dunia II menaruh perhatian besar bahkan menunjukkan kekhawatiran terhadap isi pidato yang akan disampaikan Shinzo Abe pada 14 Agustus mendatang.
Harian Asia Thailand berpendapat, masyarakat internasional menaruh perhatian pada isi pidato yang akan disampaikan oleh Shinzo Abe, itu tidak berarti Shinzo Abe bisa dibilang sebagai sosok politikus yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Masyarakat internasional hanya tertarik mengetahui apakah Jepang akan terus menempuh jalan perdamaian atau mengulangi jalan militerisme. Masalah ini tidak hanya berkaitan dengan China dan Asia, tapi juga berkaitan dengan seluruh dunia.
Komentator Indonesia berpendapat, masyarakat Singapura, Indonesia dan Malaysia sebagai tiga negara yang pernah diagresi Jepang pada masa lalu telah menulis surat terbuka kepada Abe, mengimbau Abe meminta maaf kepada para korban perang agresi Jepang pada masa lalu, memberikan ganti rugi kepada wanita penghibur atau Ianfu dan menghentikan aksi militerisme termasuk perbaikan UUD.
Sarjana Korea Selatan mengatakan, tidak hanya China yang menaruh perhatian besar pada pidato yang akan disampaikan Shinzo Abe, Korea Selatan juga menanti sikap Jepang terhadap sejarah. Walaupun Shinzo Abe telah berulang kali menyatakan akan mewarisi isi Pidato Kono Yohei dan Pidato Murayama, namun masyarakat internasional tetap meragukan apakah ia benar-benar akan mewarisi isi pidato yang berintrospeksi terhadap sejarah tersebut.
Mengapa Asia menaruh perhatian besar pada isi pidato Shinzo Abe? Sarjana Indonesia berpendapat bahwa pertama, Shinzo Abe telah berkali-kali memberikan keterangan yang mengundang kritik dalam masalah sejarah. Kedua, pidato yang akan disampaikan Shinzo kali ini akan mewakili sikap kabinet Jepang. Apakah Shinzo Abe akan mewarisi isi pidato Murayama untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf atas kejahatan Jepang dalam perang agresi. Hal ini berkaitan langsung dengan masalah apakah Jepang dapat mewujudkan hubungan baik dengan negara-negara Asia.
Pemimpin redaktur Harian Asia Thailand berpendapat bahwa Jepang adalah negara yang kalah dalam Perang Dunia II sekaligus negara yang tidak mau melakukan introspeksi. Penerimaan Undang-Undang Keamanan yang baru telah memuluskan jalan bagi Jepang untuk menghidupkan kembali militerisme. Ia berharap Shinzo Abe dapat bersikap bijak dan bertolak dari masa depan bangsa Jepang agar tidak mengulangi kesalahan dalam Perang Dunia II.
Sarjana Singapura berpendapat, menanti Abe mengubah sikapnya dalam sejarah terkesan kurang realistis, namun bagaimana pun Shinzo Abe harus menghentikan perkataan provokatif dalam masalah Ianfu.
Wednesday, August 12, 2015
Pidato Shinzo Abe?
Related Posts:
Warga Tibet berbelanja untuk merayakan Festival Losar Pada musim semi yang hangat, bunga yang bermekaran, dan sinar matahari bersinar atas seluruh bumi. Dataran tinggi yang tertutup salju diresapi dengan suasana gembira untuk merayakan Tahun Baru Tibet, menurut … Read More
Trump bertemu dengan pejabat senior China Yang Jiechi Presiden AS Donald Trump kemarin bertemu dengan Penasihat Negara China Yang Jiechi di Gedung Putih, dan berjanji untuk meningkatkan pertukaran tingkat tinggi bilateral dan kerjasama di semua bidang.Dalam perte… Read More
Menlu China bertemu dengan menlu Singapura Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan di Beijing, kemarin. Wang Yi mengatakan, saat Presiden China Xi Jinping berkunjung ke Singapura pada tahun 201… Read More
Festival tradisional China Long Tai TouSeorang anak sedang potong rambut di sebuah barbershop di Kota Changchun, ibukota Provinsi Jilin di Timur Laut China, tanggal 27 Februari merupakan festival tradisional China Long Tai Tou (Dragon Head Raising Day), yang menga… Read More
China bangun jalan tol linkar kota Lhasa di TibetChina dalam proses membangun jalan lingkar tertinggi di dunia di Lhasa, Tibet, CCTV News melaporkan. Jalan, dengan total panjang hampir 100 kilometer, akan menampilkan tujuh terowongan dan 27 jembatan. Lhasa memiliki ketin… Read More
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.