Gunung-gunung menyebabkan etnis Drung pernah berada dalam kondisi terpisah dari peradaban sehingga etnis itu membentuk peradaban mereka sendiri yang unik. Namun, hasil kemajuan sistem transportasi, etnis yang pernah terasing dari dunia luar selama berabad-abad itu, secara bertahap muncul ke dunia luar.
Etnis Drung merupakan etnis minoritas yang kurang dikenal. Jumlah penduduk etnis ini lima ribu orang saja. Kebanyakan mereka hidup di daerah Lembah Sungai Drung yang amat terpencil. Kawasan tersebut terletak di Kabupaten Otonom Etnis Drung dan Nu Gongshan Provinsi Yunnan, seribu kilometer dari kota Kunming. Kawasan tersebut berhadapan dengan gunung Gaoligong di bagian timur, berbatasan dengan Tibet di bagian utara, dan berhadapan dengan gunung Dandanglika yang berbatasan dengan Myanmar. Pegunungan ersebut tertutup salju selama setengah tahun setiap tahun, dan terasing sepenuhnya dari dunia luar.
Wanita bertato di muka merupakan keistimewaan etnis Drung yang unik, dan biasanya anak gadis akan dicacah tato wajahnya. Maka, etnis Drung ini mendapat gelar "etnis bertato di muka (Xiumian)". Setelah berdirinya Republik Rakyat China, adat mencacah tato di wajah perempuan ini secara bertahap dihentikan. Kini, ada 38 orang wanita Xiumian saja di China.
Proses mencacah tato di muka sangat dahsyat, dan rasa sakit akan berlangsung selama tiga hari atau lebih. Tetapi, yang menjadi paradoks adalah mengapa orang wanita Drung mau mencacah tato yang tidak akan hilang seumur hidup di muka mereka? Yang lebih mengherankan, pertanyaan tersebut tidak terjawab sampai sekarang. Maka, ada banyak teka-teki tentang alasan pencacahan tato di muka. Ada yang mengatakan untuk cantik, ada yang menganggap untuk membimbing jiwa sendiri setelah kematian. Bahkan ada yang mengatakan untuk menghindari diri menjadi hamba orang lain. Ada pula yang menganggap perbuatan ini untuk membedakan antara pria dan wanita, dan termasuk ada yang mengatakan untuk membawa barang-barang milik mereka saat hidup ketika mati kelak, dan ada pula yang mengatakan untuk menghindari para penjahat pada jaman dahulu yang ingin menculik para kaum wanita etnik Drung.
Tato di muka 38 orang wanita tersebut bercorak kupu-kupu, tetapi setiap pola memiliki perbedaan. Mereka yakin, setelah kematian, mereka akan menjadi kupu-kupu untuk membimbing jiwa mereka. Cerita yang indah seperti itu membawa warna yang romantis ke tato di muka wanita tersebut.
Monday, February 11, 2013
Home »
Adat Istiadat
» Tato wajah gaya etnik Drung di China
Tato wajah gaya etnik Drung di China
Related Posts:
Kedao lagu perkawinan ala etnis Miao Kedao (record dengan ukiran) dari minoritas Miao, juga disebut lagu perkawinan, Kedao populer terutama di Shibing County, Guizhou, yang juga merupakan tempat yang paling kuno yang ada untuk merekam peristiwa antara minor… Read More
Manas cerita rakyat etnis minoritas Kyrgys Manas Epic adalah harta budaya yang paling penting bagi etnis minoritas Kyrgys dan salah satu puisi lisan terbesar di dunia. Dengan setengah juta baris ayat, etnis Kyrgyz, yang menganggapnya sebagai sejarah kuno suci mereka… Read More
Bunga Mewakili CintaBunga Mewakili Cinta Para pemuda dan perempuan dari kelompok etnis Miao biasanya mengungkapkan cinta mereka dengan memberikan bunga pada waktu khusus, yang disebut "bunga menjalin hubungan." Sebuah perayaan biasanya diadaka… Read More
Golden Pheasant Dance tari ala etnis Miao di China Golden Pheasant Dance adalah bentuk tari utama dari kelompok etnis Miao selama kegiatan pemujaan leluhur mereka diadakan setiap dua belas tahun, dan itu sering dilakukan saat upacara pernikahan, resepsi tamu, dan "tarian… Read More
Tari bangku bagi etnis Miao di China Orang-orang etnis minoritas Miao di China, tinggal di sebelah tenggara Provinsi Guizhou, menikmati banyak tradisi kuno dan khas. Beberapa kebiasaan favorit seperti bermain Lusheng (alat musik tiup) dan tari tinja, ked… Read More
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.