Rusia mendukung Kebijakan Satu China (One China Policy) yang mengatakan bahwa Taiwan merupakan bagian dari kedaulatan Republik Rakyat China. Hal itu diungkapkan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, pada Kamis.
"Kementerian Luar Negeri Rusia menegaskan bahwa hanya ada satu China dan Rusia menentang setiap kemerdekaan Taiwan. Kami sangat menghargai posisi tersebut," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, seperti dikutip dari situs Sputniknews, Jumat, 20 Mei 2016.
Zakharova mengatakan kepada wartawan bahwa posisi Rusia terhadap Taiwan didasarkan pada pertimbangan bahwa hanya ada satu China dan Beijing adalah satu-satunya pemerintah China yang sah. "Kami menentang Taipei menjadi (negara) independen dari Beijing dalam bentuk apa pun," ungkapnya.
Sebelumnya, Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen menyerukan "dialog positif" dengan China untuk memberikan nada damai dalam menghadapi situasi dengan Beijing yang semakin bermusuhan. Seruan disampaikan dalam pidato pelantikannya.
"Kedua pihak harus mengesampingkan cerita lama dan terlibat dalam dialog yang positif untuk kepentingan semua orang," katanya.
Ing-wen dan Partai Progresif Demokratik tidak pernah mendukung konsep "One China", dan menunjukkan tanda-tanda bahwa keputusannya ini tidak akan berubah.
Hal ini berbeda dengan pemimpin sebelumnya, Ma Ying-jeou, yang mengawasi sebuah pemulihan hubungan delapan tahun dengan Beijing.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.