Departemen Pertahanan Indonesia sedang menjajaki sistem pertahanan udara dan senjata anti-pesawat buatan China, untuk mengamankan lokasi penting dan untuk memperkuat Pasukan Khusus Angkatan Udara (Paskhas). "Penilaian ini merupakan bagian dari upaya untuk memenuhi tuntutan untuk sistem pertahanan persenjataan utama (Alutsista)," Direktur Jenderal Perencanaan Pertahanan Marsda M. Syaugi menyatakan selama kunjungan kerja ke China.
Syaugi mengungkapkan bahwa Angkatan Udara telah menggunakan Oerlikon SkyShield MK2, artileri anti-pesawat yang dikembangkan oleh perusahaan Swiss Oerlikon Contraves. Sistem pertahanan digunakan oleh detasemen Paskhas di Pontianak, Kalimantan Barat.
Selama kunjungan kerja, Kementerian Pertahanan Indonesia menjelajahi sistem pertahanan udara: AF902 FCS dan PSU Twin35MM.
"Berdasarkan apa yang kami mengamati, sistem pertahanan udara yang ditawarkan sangat baik. Senjata anti-pesawat juga memiliki daya ledak, akurasi yang baik, presisi, dan jangkauan efektif," katanya.
Sebagai bangsa yang berdaulat, Syaugi mengatakan bahwa Indonesia memiliki hak untuk memenuhi permintaan untuk Alutsista dari negara manapun.
"Kami memiliki hak untuk membeli Alutsista dari negara manapun. Sistem pertahanan harus memenuhi spesifikasi teknis yang diperlukan dan lulus uji pengguna," katanya.
Selain itu, setiap pembelian Alutsista dari luar negeri harus memerlukan transfer teknologi dan jaminan kualitas.
senjata Anti-pesawat Twin35MM memiliki jangkauan efektif empat kilometer. Hal ini dilengkapi dengan unit sensor dan dapat menembakkan 550 peluru per menit.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.