Jika kebanyakan orang mengenal China sebagai negara yang menggenjot pembangunan dengan kecepatan yang tanpa rem, ternyata dapat ditemukan pengecualiannya di sebuah sudut provinsi Anhui. Dapat juga dikatakan bahwa meski ada pengecualian, namun dilakukan dengan sebuah tujuan lain yang sama baiknya, yaitu melakukan pengembangan yang berkelanjutan.
Dengan ditemani oleh Kepala Bagian Penerangan Provinsi Anhui, Bapak Zheng, delegasi media ASEAN meninggalkan Wuhu dengan segala pengembangan manufaktur dan infrastrukturnya untuk menuju ke kota Chi Zhou, yang berada di kaki Jiuhua Shan atau Sembilan Gunung Mulia. Selain mengisahkan tentang sejarah Anhui, kami juga menerima informasi dasar tentang kedua tempat yang akan berada dalam agenda perjalanan rombongan sampai akhir kunjungan ini. Pegunungan Jiuhua merupakan salah satu dari empat gunung (atau Shan dalam bahasa Mandarin) yang dianggap sakral oleh umat Buddha di China, yaitu Wutai Shan di provinsi Shanxi, Emei Shan di Sichuan, Putuo Shan di Zhejiang dan Jiuhua Shan yang berada di Anhui.
Selain itu, delegasi media ASEAN juga dijadwalkan untuk berkunjung ke Huang Shan, yang artinya Gunung Kuning, juga merupakan sebuah daerah yang masuk Warisan Dunia UNESCO dan merupakan tujuan utama turis di China. dengan pemandangan yang indah dapat ditemukan di kedua lokasi tersebut, Zheng berbagi juga fakta-fakta menarik tentang Anhui antara lain bahwa pendiri dinasti Ming, yang menjadi Kaisar Hongwu lahir di provinsi ini pada abad ke 14, serta bahwa salah satu dari dua pendiri Partai Komunis China, Chen Dixiu lahir di Anqing, ibukota provinsi ini yang lama, sebelum digantikan kota Hefei.
Anhui tadinya merupakan sebuah provinsi relatif terbelakang, akan tetapi kebijakan pemerintah dan pelaksanaanya sejak tahun 1990an telah membuat kota Hefei, ibukota Anhui yang baru untuk menikmati predikat sebagai satu dari tiga wilayah Zona Ekonomi Sungai Yangtze yang berkembang setelah Shanghai yang lebih dulu dikembangkan. Dalam upaya mengembangkan pembangunan yang lebih bertanggung jawab, wilayah yang memang punya daya tarik wisata, dan bernilai ekologi disubsidi silang oleh wilayah yang maju secara industri dan ekonomi; misalnya, wilayah Huang Shan disubsidi oleh pemerintah pusat, serta dua provinsi (Anhui dan Zhejiang) untuk tidak mengembangkan industri berat sehingga dapat mempertahankan keaslian lingkungannya. Hal ini disebabkan oleh nilai jualnya yang jauh lebih tinggi dengan status daerah yang tidak terindustrialisasi.
Wednesday, August 19, 2015
Gerbang kelenteng di Jiuhua Shan
Related Posts:
Perusahaan China meluncurkan R & D kereta maglev 600 km / h Sebuah perusahaan China akan mulai meneliti dan mengembangkan levitasi magnetik (maglev) kereta yang dapat berjalan dengan kecepatan 600 km per jam, yang akan lebih cepat daripada kereta maglev lainnya yang saat ini beroper… Read More
Sebuah Jalan raya terpanjang di dunia yang melewati gurun pasirSebuah Jalan raya terpanjang di dunia yang melewati gurun pasir, yang menghubungkan kota Beijing (Ibukota China) dengan kota urumqi di barat laut China. … Read More
China mendominasi daftar top 10 perusahaan Fintech dunia pada tahun 2016 China memperkuat statusnya sebagai pemimpin dunia dalam jasa teknologi keuangan tahun ini, mengklaim lima dari 10 tempat teratas dalam daftar tahunan perusahaan fintech terkemuka dunia itu, yang disusun oleh perusahaan pena… Read More
Perusahaan China bantu Malaysia bangun pelabuhan laut dalam di Selat Malaka Tiga perusahaan China telah dipilih untuk membantu membangun pelabuhan laut dalam di Selat Malaka di Malaysia. Proyek ini merupakan bagian dari inisiatif pemerintah China tentang "satu sabuk dan jalan" . PowerChina Intern… Read More
ShirinjanLagu etnis Uygurs yang di nyanyikan oleh Trio cewek Uygurs, ber judul shirinjan (sweetHeart). … Read More
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.