Friday, July 10, 2015

Sekjen PKV berkunjung ke AS

Memenuhi undangan pemerintah AS, Sekjen Komite Sentral Partai Komunis Vietnam Nguyen Phu Trong mengadakan kunjungan resmi di AS dari tanggal 6 hingga 10 bulan ini. Dengan demikian, ia merupakan pemimpin tertinggi Partai Komunis Vietnam pertama yang mengunjungi AS. Musuh bebuyutan masa lalu kini menjadi sahabat baru. Dengan kutipan perkataan Nguyen Phu Trong sendiri yang tengah berkunjung di AS, ini merupakan kemajuan besar yang sulit dibayangkan 20 tahun yang lalu. Perhatian besar AS terhadap Vietnam juga menunjukkan pentingnya Vietnam yang semakin menonjol di arena internasional. Akan tetapi, banyak media asing menunjukkan bahwa kerja sama Vietnam-AS di berbagai bidang termasuk militer ditujukan pada China dan argumentasi tersebut tidak mendasar.

Kunjungan Nguyen Phu Trong di AS kali ini kebetulan bertepatan dengan genap 40 tahun berakhirnya Perang-Vietnam-AS dan genap 20 tahun normalisasi hubungan Vietnam-AS. Dalam 3 tahun belakangan ini, perdagangan bilateral AS-Vietnam bertumbuh dengan laju 20 persen per tahun. Pada tahun 2014, volume perdagangan kedua negara tercatat 36 miliar dolar Amerika yang berarti naik 130 kali lipat dibandingkan 20 tahun yang lalu. Volume ekspor Vietnam terhadp AS mencapai 30 miliar dolar Amerika. Vietnam semakin sulit melepaskan pasar AS.

Akan tetapi, dibandingkan dengan pertumbuhan volume perdagangan China-Vietnam, volume perdagangan AS-Vietnam rupanya masih kurang. Volume perdagangan China-Vietnam berkembang dari 32 juta dolar Amerika tahun 1991 sampai 60 miliar dolar Amerika tahun 2015 yang ditargetkan pemimpin kedua negara dan ini berarti naik sekitar 2 ribu kali lipat. Sementara itu, China bertahun-tahun menjadi mitra dagang terbesar Vietnam.

Dilihat dari bidang politik, hubungan AS-Vietnam memang meningkat dalam beberapa tahun ini. Lebih-lebih penyesuaian kembali politik Asia Pasifik-AS yang memungkinkan Vietnam memegang peranan penting dalam pengaturan AS di Asia Pasifik.

Akan tetapi, tak dapat disangkal bahwa antara Vietnam dan AS masih terdapat perselisihan besar pada masalah-masalah demokrasi, HAM dan perdagangan. AS mengangkat diri sebagai negara demokratis dan selalu menentang sistem sosialis. Sistem politik Vietnam selalu menjadi alasan penting AS untuk mengkritik masalah HAM Vietnam.

Sedangkan, antara China dan Vietnam, kedua negara berdekatan, memiliki kebudayaan dan sistem serta jalan pembangunan yang hampir sama, dan semua ini memungkinkan Vietnam berharap memelihara hubungan baik dengan China.

Justru seperti apa yang dikatakan Sekjen Komite Sentral Partai Komunis Vietnam Nguyen Phu Trong dalam wawancara sebelum kunjungannya ke AS, China dan AS kedua-duanya adalah mitra ekonomi paling penting bagi Vietnam. Oleh karena itu, mendorong hubungan persahabatan dan kerja sama yang saling menguntungkan dengan China dan AS diprioritaskan dalam hubungan luar negeri Vietnam. Sementara itu, Vietnam berharap hubungan China-AS berkembang dengan stabil sehingga menguntungkan perdamaian, stabilitas dan kerja sama kawasan. Dari ini dapat diketahui, meskipun Vietnam mengembangkan hubungan dengan AS tidak berarti Vietnam akan menjauhi China.

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda.
Thanks for your Comments.