Paviliun "Delapan Dewa Menyeberangi Laut"

Paviliun Penglai yang terletak di atas Gunung Danya, barat laut kota Penglai, provinsi Shandong, bersama-sama dengan Menara Huanghe, Menara Yueyang dan Tengwang dikenal sebagai empat paviliun yang paling terkenal di China. Paviliun yang dijuluki "surga di bumi" ini terkenal dengan legenda "Delapan Dewa Menyeberangi Laut" dan fenomena fata morgana.

Konon, pada suatu hari, delapan dewa minum terlalu banyak alkohol sampai mabuk. Salah seorang dewa yang bernama Tie Guai Li (Li dengan tongkat besi) tiba-tiba berkata, "Kita sudah memiliki kekuatan gaib. Kenapa kita tidak pergi ke jamuan di Yaochi (tempat tinggal Hsi Wang Mu atau Bunda Ratu Barat)?" Rekomendasinya ini mendapat sambutan baik dari tujuh dewa yang lain. Kedelapan dewa itu terbang ke surga justru dari Astaka Penglai ini.

Ada juga cerita yang menyebut pada abad ke-3 sebelum Masehi, kaisar pertama dalam sejarah China, Qinshihuang mendengar rumor bahwa Penglai memproduksi obat mujarab, dan dihuni banyak dewa. Maka, beliau mengarahkan seorang dokter bernama Xu Fu memimpin banyak anak dan perempuan pergi ke Penglai untuk mencari obat tersebut. Setelah itu, agama Tao melihat tempat ini sebagai tempat suci. Dalam sejarah, tempat ini juga sering dijadikan lokasi pembangunan kuil agama Tao. Ini termasuk Astaka Penglai.

Paviliun Penglai yang menjadi situs departemen pemerintah provinsi Dengzhou pada zaman kuno, merupakan pintu keluar masuk utama di timur China pada masa itu. Pelabuhan Dengzhou yang terkenal merupakan pelabuhan penting bagi penduduk di utara China untuk menjalankan kegiatan perdagangan luar pada zaman kuno, dan juga merupakan pangkalan angkatan laut kuno yang terawat paling baik di China.

Bangunan utama Astaka Penglai seluas 32,800 meter persegi yang dibangun pada tahun 1061, yaitu tahun ke-6 pemerintahan Kaisar Jiayou pada zaman Dinasti Song Utara, dinyatakan sebagai peninggalan budaya penting yang dilindungi oleh negara pada tahun 1982. Cerita tentang Kaisar Qinshihuang menemukan obat mujarab di Penglai serta legenda "Delapan Dewa Menyeberangi Laut" menambah Kemisterian paviliun ini.