Dalam Forum Bisnis Tiongkok-Indonesia yang digelar di Shanghai, Tiongkok timur kemarin (25/10), Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono menunjukkan, di masa yang baru ini, Indonesia dan Tiongkok tengah terus melakukan kerja sama yang diprakarasai oleh Laksamana Cheng Ho, bahariwan terkemuka Tiongkok pada masa Dinasti Ming. SBY berharap perdagangan bilateral bisa mencapai 50 miliar dolar AS sampai tahun 2015 mendatang.
Dalam forum bisnis itu, perusahaan Indonesia dan Tiongkok menandatangani 27 kesepakatan kerja sama yang mencakup bidang-bidang besi dan baja, perlengkapan infrastruktur, pertanian, iptek tinggi, industri budaya inovatif dan perlindungan hak atas kekayaan intelektual (HaKI).
Susilo menaruh perhatian besar pada pembuatan film layar lebar dan acara televisi dokumenter yang mengangkat tema Laksamana Cheng Ho. Ia mengatakan: "Kerja sama perusahaan animasi kedua negara dalam membuat film demikian mempunyai arti simbolis. 600 tahun yang lalu, iring-iringan kapal yang dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho berkali-kali tiba di Indonesia, dengan membawa perdagangan dan pertukaran kebudayaan yang berdasarkan perdamaian. Sekarang kita akan terus melakukan kerja sama itu di bidang yang lebih luas."
Mengenai target perwujudan volume perdagangan sebesar 50 miliar dolar Amerika pada lima tahun mendatang, Presiden SBY berpendapat, baik Indonesia maupun Tiongkok menunjukkan daya kuat ketika menghadapi krisis moneter global, akan tetapi mengingat masih sangat rapuhnya pemulihan ekonomi internasional, maka Indonesia dan Tiongkok lebih-lebih diharapkan meningkatkan kerja sama di bidang perdagangan dan investasi. "Kerja sama antara kedua negara hendaknya berlangsung berkelanjutan dan seimbang, Indonesia khususnya berharap meningkatkan kemampuan pengolahan sumber daya dan nilai tambah produk melalui kerja sama dengan Tiongkok." Demikian kata Susilo Bambang Yudhoyono.
Kepada perusahaan partisipan forum dari Tiongkok, Susilo khusus membeberkan bidang-bidang utama investasi yang ditawarkan Indonesia untuk menarik modal asing: yaitu pertama, energi dan pertambangan; kedua, telekomunikasi, perhubungan dan logistik; ketiga, pertanian dan sumber kelautan; keempat, pasar domestik yang besar dan dinamis; kelima, populasi pemuda dalam jumlah besar dan industri budaya inovatif.
Tahun 2010 adalah ulang tahun ke-60 penggalangan hubungan diplomatik Indonesia-Tiongkok, sekaligus 5 tahun penggalangan kemitraan strategis kedua negara. Susilo berpendapat, kemitraan strategis kedua negara telah mencapai hasil yang sangat menonjol pada tahap pertama, ini akan meletakkan dasar bagi peningkatan level kerja sama kedua negara pada lima tahun mendatang.
Susilo Bambang Yudhoyono juga menyatakan minat besar terhadap Ekspo Dunia Shanghai yang akan ditutup. Ia mengucapkan selamat kepada Ekspo Dunia Shanghai yang mencetak rekor jumlah pengunjung sebanyak 70 juta orang.
Yang mengundang perhatian ialah keberadaan patung Laksamana Cheng Ho di Paviliun Indonesia di Taman Ekspo Dunia Shanghai. Melihat patung Laksanama Cheng Ho, para pengunjung akan segera melayang fikirannya ke masa lampau. Keberadaan patung itu di Paviliun Indonesia juga merangsang ambisi pengusaha Indonesia untuk membangkitkan kembali kerja sama kedua negara. Susilo mengatakan: "Tahun lalu, hampir 40 juta wisatawan Tiongkok berkunjung ke Indonesia. Kami berharap semakin banyak wisatawan Tiongkok akan berkunjung ke Indonesia setelah Ekspo Dunia Shanghai ditutup."